Muhammad Yusrinal

Yang Terbaik Diantara Kalian Adalah Yang Mempelajari Al-Qur'an Dan Yang Mengajarkannya


Al-Qur’an adalah merupakan petunjuk yang datang dari Allah Azza wa Jalla kepada orang-orang yang menginginkan petunjuk dan sebagai penawar bagi penyakit yang berada di dalam dada-dada manusia. Yang tidak datang padanya kebathilan, baik dari depan maupun dari belakangnya. Kuat hujjahnya, jelas hukum-hukumnya, indah gaya bahasanya, yang membungkam para penyair yang terdahulu dan yang akan datang dengan ketinggian sastranya.

Al-Qur’an merupakan mukjizat terbesar Nabi yang mulia Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam. Yang dengannya, beliau mengangkat derajat orang-orang yang hina kepada kemuliaan, dan menghilangkan segala bentuk kezhaliman dan menggantinya dengan keadilan.

Allah Ta’ala berfirman tentang kitabNya ini,

كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِيَدَّبَّرُوا آَيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو الْأَلْبَابِ

“Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran.” (QS. Shad : 29)

Demikianlah, sesungguhnya Al-Qur’an ini tidak diturunkan kecuali untuk satu tujuan yang agung ini, yaitu agar diperhatikan, sebagai pelajaran dan sebagai hakim.

Allah Ta’ala telah memuliakan umat ini dengan Al-Qur’an yang di dalamnya terdapat berita tentang peristiwa yang terjadi sebelumnya, peristiwa yang akan terjadi dan merupakan sumber hukum diantara mereka. Barangsiapa meninggalkannya dengan kesombongan, Allah akan menghancurkannya. Barangsiapa meninggalkan petunjuk yang ada di dalamnya, maka Allah akan menyesatkannya. Al-Qur’an adalah tali Allah yang kuat, pemberi nasehat yang bijaksana, jalan yang lurus. Hawa nafsu tidak mungkin sesat dengan mengikuti Al-Qur’an, lisan orang yang lemah tidak mungkin tersamarkan, ulama tidak pernah bosan terhadapnya, keajaibannya tidak pernah pudar, para jin tidak pergi mendengarnya hingga mereka berkata :

إِنَّا سَمِعْنَا قُرْآَنًا عَجَبًا يَهْدِي إِلَى الرُّشْدِ فَآَمَنَّا بِهِ وَلَنْ نُشْرِكَ بِرَبِّنَا أَحَدًا

“Sesungguhnya kami telah mendengarkan Al-Qur’an yang menakjubkan, (yang) memberi petunjuk kepada jalan yang benar, lalu kami beriman kepadanya. Dan kami sekali-kali tidak akan memeprsekutukan seorangpun dengan Rabb kami.” (QS. Al-Jin : 1-2)

Barangsiapa berhujjah dengannya maka dia akan benar, barangsiapa mengamalkannya maka dia mendapatkan pahala, barangsiapa menghukumi dengannya maka dia telah berbuat adil, dan barangsiapa mengajak kepadanya maka akan mendapat petunjuk ke jalan yang benar. [Dari mukaddimah kitab At-Tibyan fii Aadaabi Hamalatil Qur’an, Imam An-Nawawi, tahqiq Abdul Qadir al-Arna’uth.]

Allah menurunkan Al-Qur’an sebagai nasehat dan penyembuh apa yang ada dalam hati, petunjuk dan rahmat bagi kaum muslimin, hujjah atas manusia, cahaya dan pengetahuan bagi orang yang membuka hatinya dia membacanya dan beribadah dengannya, memperhatikan dan memepelajari hukum-hukumnya baik aqidah, ibadah dan tatacara mu’amalah yang Islami, dia berpegang teguh kepadanya pada setiap waktu. Al-Qur’an diturunkan bukan untuk digantung di dinding sebagai hiasan, atau dijadikan sebagai jimat yang digantung di rumah-rumah dan toko-toko untuk menjaga agar tidak terjadi kebakaran, pencurian dan sejenisnya yang banyak diyakini oleh banyak orang, khususnya pelaku-pelaku bid’ah.

Barangsiapa memanfaatkan Al-Qur’an sebagaimana tujuan diturunkannya, maka ia berada dalam kepastian, petunjuk dan pengetahuan. Barangsiapa menuliskannya di dinding-dinding atau di atas lembaran yang digantungkan dan sejenisnya, sebagai hiasan atau sebagai penjaga bagi orang dan barang-barang yang ada di dalamnya, ia telah menyelewengkan Kitabullah, ayat-ayatnya, surat-suratnya dari petunjuk yang benar. Dan ia telah menyimpang dari jalan yang lurus serta telah mengada-adakan suatu perkara agama yang tidak diizinkan oleh Allah Ta’ala dan RasulNya Shalallahu alaihi wa sallam secara lisan maupun perbuatan. [Lihat kitab Fatawa Kibaaril Ulama Haulal Qur’anil Karim, hal. 59-60. Ini adalah cuplikan dari jawaban fatwa no. 2078]

Al-Qur’an adalah Kalamullah dan bahwasanya dia adalah sebaik-baik perkataan, maka barangsiapa yang berkata-kata dengan Al-Qur’an, maka dia telah berkata dengan baik. Dan barangsiapa yang mendengarkannya, maka tidaklah dia mendengar kecuali perkataan yang baik.

Untuk itu kepada kaum muslimin, jadikanlah hal yang menyibukkan waktu dan hari-harimu adalah Al-Qur’an. Baik dengan membacanya, menghafalkannya, mempelajarinya dan terutama mengamalkannya. Sesungguhnya telah jelas keutamaan-keutamaan itu semua dari Allah dan RasulNya Shalallahu alaihi wa sallam.

Adapun dalam membaca Al-Qur’an, diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu anhu, bahwasanya Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَبِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ والْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لاَأَقُوْلُ الم حَرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلاَمٌ حَرْفٌ وَمِيْمٌ حَرْفٌ

“Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Kitabullah maka ia mendapat satu kebaikan, sedang satu kebaikan akan di balas dengan sepuluh kali lipat. Aku tidak mengatakan bahwa alif lam mim satu huruf, tetapi alif itu satu huruf, lam itu satu huruf dan mim itu satu huruf.” (HR. At-Tirmidzi)

Dari Abu Umamah Radhiyallahu anhu, bahwasanya Nabi Shalallahu alaihi wa sallam bersabda :

اِقْرَؤُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِيْ يَوْمَ الْقِيَامَةُ شَفِيْعًا لِأَصْحَابِهِ

“Bacalah Al-Qur’an! Sesungguhnya ia akan datang pada hari Kiamat sebagai pemberi syafa’at bagi pembacanya.” (HR. Muslim)

Dari Abu Musa al-Asy’ari Radhiyallah anhu, bahwasanya Nabi Shalallahu alaihi wa sallam bersabda :

مَثَلَ الْمُؤْمِنِ الَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ مَثَلُ الأُتْرُجَّةِ رِيْحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا طَيِّبٌ وَمَثَلُ الْمُؤْمِنِ الَّذِي لايَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَمَثَلِ التَّمْرَةِ لاَرِيْحَ لَهَا وَطَعْمُهَا حُلْوٌ

“Permisalan orang mukmin yang membaca Al-Qur’an adalah seperti utrujah (sejenis jeruk) yang baunya harum dan rasanya enak, sedangkan permisalan orang mukmin yang tidak membaca Al-Qur’an adalah seperti buah kurma yang tidak memiliki aroma, namun rasanya manis.” (HR. Bukhari-Muslim)

Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam bersabda :

إِقْرَؤُوْا الزَّهْرَاوَيْنِ البَقَرَةُ وَآلَ عِمْرَانَ فَإِنَّهُمَا يَأْتِيَانِ يَوْمَ القِيَامَةُ كَأَنَّهُمَا غَمَامَتَانِ أَوْ غَيَايَتَانِ أَوْ كَأَنَّهُمَا فِرْقَانِ مِنْ طَيْرِ صَوَافَّ تُحَاجَّنِ عَنْ أَصْحَابِهِمَا إِقْرَؤُوْا سُوْرَاهَ البَقَرَهَ فَإِنَّ أَخْذَهَا بَرَكَةٌ وَتَرْكَهَا حَسْرَةٌ لاَيَسْتَطِعُهَا البَطَلَةُ

“Bacalah dua (surat) yang bercahaya, yaitu Al-Baqarah dan Ali Imaran. Sesungguhnya pada hari Kiamat keduanya akan datang seperti dua awan yang menaungi atau seperti dua kelompok burung yang bershaf-shaf yang akan membela para pembacanya. Bacalah surat Al-Baqarah, karena membacanya adalah berkah dan meninggalkannya adalah kerugian. Para penyihir itu tidak mampu melawannya.” (HR. Muslim)

Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, bahwasanya Nabi Shalallahu alaihi wa sallam bersabda :

إِنَّ البَيْتَ الَّذِي تُقْرَأُ فِيهِ سُوْرَةُ البَقَرَةِ لاَ يَدْخُلُهُ الشَّيْطَانُ

“Sesungguhnya rumah yang di dalamnya dibacakan surat Al-Baqarah tidak akan dimasuki syaitan.” (HR. Muslim)

Adapun dalam menghafalkannya, diriwayatkan dari Abdullah bin Amr bin al-Ash Radhiyallahu anhuma, dia berkata : Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam bersabda,

يُقَالُ لِصَاحِبِ الْقُرْآنِ إِقْرَأْ وَارْتَقِ وَرَتِّلْ كَمَا كُنْتَ تُرَتِّلُ فِي دَارِ الدُنْيَا فَإِنَّ مَنْزِلَتَكَ عِنْدَ آخِرِ أَيَةٍ تَقْرَؤُهَا

“Akan dikatakan kepada orang yang hafal Al-Qur’an pada hari kiamat, ‘Bacalah dan naiklah dan bacalah dengan tartil sebagaimana engkau dulu membacanya dengan tartil di dunia, karena sesungguhnya kedudukanmu sesuai dengan akhir ayat yang engkau baca.” (HR. At-Tirmidzi dan Abu Dawud)

Ummud Darda’ berkata, “Aisyah Radhiyallah anha telah ditanya tentang para pembaca Al-Qur’an yang masuk Surga. Apa bedanya dengan orang-orang lain yang juga masuk surga akan tetapi mereka tidak membaca kitab suci tersebut?” Beliau menjawab : “Sesungguhnya jumlah derajat yang diterima oleh pembaca Al-Qur’an di dalam surga menurut jumlah ayat Al-Qur’an (yang dia hafal)”

Adapun dalam mempelajarinya, diriwayatkan dari Utsman bin Affan Radhiyallahu anhu, bahwasanya Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam bersabda,

خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ القُرْآنَ وَعَلَّمَهُ

“Sebaik-Baik kalian adalah yang mempelajari Al-Qur’an dan yang mengajarkannya.” (HR. Bukhari)

Dari Uqbah bin Amir Radhiyallahu anhu, bahwasnya Nabi Shalallahu alaihi wa sallam bersabda :

أَفَلاَ يَغْدُو أَحَدُكُم إِلى المَسْجِدِ فَيَتَعَلَّمُ أَوْ فَيَقْرَأُ آيَتَيْنِ مِنْ كِتَابِ اللَّهِ عَزَّوَجَلَّ خَيْرٌلَهُ مِنْ نَاقَتَيْنِ وَثَلاَثٌ خَيْرٌلَهُ مِنْ ثَلاَثٍ وَأَرْبَعٌ خَيْرٌلَهُ مِنِ أَرْبَعٍ وَمِنْ أَعْدَادِهِنَّ مِنَ الإِبْلِ

“Tidaklah salah seorang dari kalian pergi ke masjid untuk mempelajari atau membaca dua ayat dari Kitabullah, melainkan hal itu lebih baik baginya daripada dua untu. Tiga ayat lebih baik daripada tiga untu, dan empat ayat lebih baik dari pada empat unta dan terus disebutkan dengan bilangan unta-unta tersebut.” (HR. Muslim)

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, Bahwa Nabi Shalallahu alaihi wa sallam bersabda,

مَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ يَتْلُوْنَ كِتَابَ اللَّهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُم إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيهِمُ السَّكِينَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَحْمَةُ وَخَفَّتْهُمُ المَلاَءِكَةُ وَذَكَرَهُمُ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ

“Tidaklah suatu kaum berkumpul dalam salah satu rumah diantara rumah-rumah Allah untuk membaca Kitabullah dan mempelajarinya, melainkan ketenangan akan diturunkan kepada mereka. Mereka diliputi oleh rahmat, dikelilingi para Malaikat dan Allah menyebut nama-nama mereka di hadapan para Malaikat yang ada di sisiNya.” (HR. Muslim)

Jundub bin Junabah Radhiyallah anhu berkata, “Ketika kami masih kanak-kanak (mendekati dewasa) pernah bersama Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam, maka kami pelajari masalah-masalah keimanan, baru kami mempelajari Al-Qur’an. Setelah kami mempelajari Al-Qur’an bertambahlah keimanan kami.” (Syiar A’lam An Nubala, III/175)

Adapan dalam mengamalkannya, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ مِنِّي هُدًى فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلَا يَضِلُّ وَلَا يَشْقَى وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى قَالَ رَبِّ لِمَ حَشَرْتَنِي أَعْمَى وَقَدْ كُنْتُ بَصِيرًا قَالَ كَذَلِكَ أَتَتْكَ آَيَاتُنَا فَنَسِيتَهَا وَكَذَلِكَ الْيَوْمَ تُنْسَى

“Jika datang kepadamu petunjukKu, maka barangsiapa mengikuti petunjukKu, dia tidak akan tersesat dan tidak akan celaka. Dan barangsiapa berpaling dari peringatanKu, maka sungguh, dia akan menjalani kehidupan yang sempit, dan Kami akan mengumpulkannya pada Hari Kiamat dalam keadaan buta. Dia berkata, ‘Ya Tuhanku, mengapa Engkau kumpulkan aku dalam keadaan buta, padahal dahulu aku dapat melihat?’ Dia (Allah) berfirman, ‘Demikianlah, dahulu telah datang kepadamu ayat-ayat Kami dan kamu mengabaikannya, jadi begitu (pula) hari ini kamupun diabaikan.” (QS. Thaha : 123-126)

Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam bersabda,

تَرَكْتُ فِيكُمْ أَمْرَينِ لَنْ تَضِلُّوا مَاتَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا كِتَبَ اللَّهِ وًسُنَّةَ نَبِيِّهِ

“Kutinggalkan di tengah kalian dua perkara, yang sekiranya kalian berpegang teguh kepada keduanya, maka sekali-kali kalian tidak akan tersesat, yaitu Kitabullah dan Sunnah NabiNya.” (HR. Malik dan Hakim)

Ibnu Mas’ud Radhiyallahu anhu berkata,
“Barangsiapa yang membaca Al-Qur’an dan mengikuti apa yang ada di dalamnya, maka Allah Ta’ala akan menunjukinya dari kesesatan dan menjauhkannya dari hisab (perhitungan) yang buruk di Hari Kiamat.” (Al-Jami’ li Ahkami Al-Qur’an, IX/1)

Demikian dari apa yang telah disebutkan beberapa keutamaan-keutamaan Al-Qur’an dan ahlinya. Maka bersungguh-sungguhlah meraih keutamaan itu.

Berikut ini beberapa nasihat para ulama salaf :
Al Hasan Al-Bashri Rahimahullah berkata, “Taatilah oleh kalian kitabullah dengan terus menerus. Ikutilah ajaran-ajaran yang terkandung di dalamnya. Jadilah kalian orang-orang yang ahli merenungkan maknanya. Sebab Allah akan selalu melimpahkan rahmat kepada seorang hamba yang menggunakan tubuhnya untuk menjalankan ajaran Kitab Allah Azza wa Jalla. Jika dia telah mematuhi kandungan Al-Qur’an niscaya Allah akan memuji dirinya. Namun apabila dia menyelisihi kandungan Kitab suci tersebut maka Allah akan mencela dan akan membalas perbuatannya itu."

Syu’bah dan Hisyam menceritakan, Diriwayatkan dari Qatadah, dari Yunus bin Jubair bahwa ia berkata, “Kami telah memberitakan kepada Jundub.” Orang-orang meminta, “Coba sampaikan juga nasihat kepada kami.” Beliau berkata, “Saya nasehatkan kamu sekalian agar bertakwa kepada Allah, saya nasihatkan juga agar kalian membaca dan mempelajari Al-Qur’an, karena sesungguhnya ia adalah cahaya di malam yang gelap dan petunjuk di siang hari. Amalkanlah ajarannya, dengan segala konsekuensi susah dan lelahnya. Apabila harus berhadapan dengan cobaan, dahulukan kepentingan agamamu dari kepentingan duniamu. Apabila cobaan berlalu, dahulukan juga kepentingan agamamu meski harus mengorbankan diri dan hartamu. sesungguhnya orang yang rusak adalah yang merusak agamanya dan orang yang dirampok adalah orang yang dirampok agamanya. Ketahuilah, tidak ada lagi kesulitan sesudah engkau masuk surga dan tidak ada kebahagiaan lagi sesudah engkau masuk neraka.” (Siyar A’lam an-Nubala, III/174)

Dari Hammad bin Zaid, dari Atha bin As-Saib diriwayatkan, bahwa Abu Abdirrahman perrnah menceritakan, “Kami mempelajari Al-Qur’an dari kaum yang menyatakan bahwa mereka apabila mempelajari sepuluh ayat, tidak akan mempelajari ayat lainnya sebelum mereka mengetahui dan mengamalkan isinya. Dan kita sekarang mempelajari dan mengamalkan Al-Qur’an sekaligus. Namun akan datang generasi sesudah kita yang akan mempelajari Al-Qur’an seperti layaknya orang minum air (hanya dibaca saja).” (Siyar A’lam an-Nubala, IV/269)

Kita memohon keselamatan dan afiyat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

About This Blog

"I dedicate this blog to myself personally and to my brothers the other as an advice that can bring us closer to Allah.

I hope this blog can provide many benefits to humankind, especially to improve the quality of our faith in Allah."

About Me

"I am a Muslim, and I am proud to be a Muslim. I am very grateful to my Lord because He has made me a Muslim. I also gained will always beg Him for he always makes me a Muslim until I meet Him in the wilderness masyhar. I really love my religion, therefore, I will fight for it with gusto. if you are a Muslim and also love your religion, then we will meet in a state of loving. But if you are against me and my religion, then we'll be seeing in the field of jihad. whoever you are!!!"

Total Tayangan Halaman