Muhammad Yusrinal

Yang Terbaik Diantara Kalian Adalah Yang Mempelajari Al-Qur'an Dan Yang Mengajarkannya

Al-Imaam At-Tirmidziy rahimahullah berkata :

حَدَّثَنَا سَلَمَةُ بْنُ شَبِيبٍ، حَدَّثَنَا الْمُقْرِئُ، عَنْ حَيْوَةَ بْنِ شُرَيْحٍ، عَنْ بَكْرِ بْنِ عَمْرٍو، عَنْ مِشْرَحِ بْنِ هَاعَانَ، عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ: " لَوْ كَانَ بَعْدِي نَبِيٌّ لَكَانَ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ "

Telah menceritakan kepada kami Salamah bin Syabiib : Telah menceritakan kepada kami Al-Muqri’, dari Haiwah bin Syuraih, dari Bakr bin ‘Amru, dari Misyrah bin Haa’aan, dari ‘Uqbah bin ‘Aamir, ia berkata : Telah bersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam : “Seandainya setelahku ada nabi, niscaya ia adalah ‘Umar bin Al-Khaththaab” [As-Sunan, no. 3686].

Keterangan :
1. Salamah bin Syabiib An-Naisaabuuriy, Abu ‘Abdirrahmaan Al-Hajuriy Al-Masma’iy; seorang yang tsiqah (w. 247 H). Dipakai Muslim dalam Shahih-nya [Taqriibut-Tahdziib, hal. 400 no. 2507].

2. Al-Muqri’ namanya : ‘Abdullah bin Yaziid Al-Qurasyiy Al-‘Adawiy Al-Makkiy, Abu ‘Abdirrahmaan Al-Muqri’ Al-Qashiir; seorang yang tsiqah lagi mempunyai keutamaan (w. 213 H). Dipakai Al-Bukhaariy dan Muslim dalam Shahih-nya [idem, hal. 558-559 no. 3739].

3. Haiwah bin Syuraih bin Shafwaan bin Maalik At-Tujiibiy, Abu Zur’ah Al-Mishriy; seorang yang tsiqah, tsabat, faqiih, lagi zaahid (w. 158/159 H). Dipakai Al-Bukhaariy dan Muslim dalam Shahih-nya [idem, hal. 282 no. 1610].

4. Bakr bin ‘Amru Al-Ma’aafiriy Al-Mishriy; seorang yang shaduuq lagi ‘aabid (w. setelah 140 H pada masa pemerintahan Abu Ja’far). Dipakai Al-Bukhaariy dan Muslim dalam Shahih-nya [idem, hal. 176 no. 753].

5. Misyrah bin Haa’aan Al-Ma’aafiriy, Abu Mush’ab Al-Mishriy; seorang yang dihukumi Ibnu Hajar maqbuul, yaitu jika ada mutaba’ah (namun jika tidak ada, maka lemah) (w. 128 H) [idem, hal. 944-945 no. 6724].

Sesuatu yang disepakati di kalangan kaum muslimin ialah bahwa Al-Qur’an adalah kitab samawi yang diturunkan dari sisi Allah kepada Nabi Muhammad bin Abdullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Tetapi ketika saya banyak membaca dan meneliti referensi-referensi kami (kaum Syi’ah) yang mu’tabar (yang diakui), saya mendapatkan nama-nama kitab lain, yang diklaim oleh para ulama kami bahwa semuanya diturunkan kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan bahwa kitab-kitab tersebut dikhususkan untuk Amirul Mukminin. Kitab-kitab tersebut adalah sebagai berikut.

Sujud Sahwi atas suatu hal yang jika dilakukan secara sengaja dapat membatalkan shalat adalah wajib. Nabi Shallallahu alaihi wa sallam telah memerintahkannya, baik dalam bentuk perbuatan maupun dengan meninggalkan suatu dari amalan shalat.[2]

Kelupaan bagi Nabi Shallallahu alaihi wa sallam merupakan bagian dari kesempurnaan nikmat Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Mulia atas hamba-hambaNya, sekaligus sebagai bentuk kesempurnaan bagi agama mereka. Aga dengan demikian itu mereka mengikuti beliau atas apa yang telah disyriatkanNya kepeda mereka pada saat lupa. Sebab, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam juga pernah lupa sehingga dengan kelupaannya itu muncul beberapa hukum syariat yang berlaku juga bagi kelupaan yang dilakukan oleh umatnya sampai hari Kiamat kelak.[3] telah ditegaskan dari Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam, dalam sujud Sahwi ini beliau telah mensyari’atkan bagi umatnya beberapa hukum, diantaranya :

Berikut adalah kisah seorang Muslim jihadi Amerika, Samir Khan. Setelah bekerja beberapa tahun di sektor media jihad di Amerika, dia berkemas dan hijrah ke Yaman untuk membantu mujahidin. Tulisan ini merupakan penjelasan tentang betapa bahagia dirinya menjadi pengkhianat bagi Amerika dan mengapa dia memilih mengambil keputusan tersebut.

Setelah keimananku berubah 180 derajat, aku tahu aku tidak bisa lagi tinggal di Amerika sebagai warga negara yang taat. Keyakinanku telah mengubahku menjadi pemberontak terhadap imperialisme Washington. Keimanan dan keyakinanku membuatku mampu melakukan penyerangan terhadap tiran terbesar dari jaman kita. Ini membuat mereka marah dan kecewa, sementara aku dibuatnya damai dan bahagia. Apa yang dahulu dan terus menerus mereka lakukan di negeri-negeri Muslim, menurutku, merupakan hal yang tidak bisa diterima oleh agamaku. Mereka menaruh dan menyokong regim-regim boneka, membujuk mereka supaya melakukan kesepakatan, memperkuat militer mereka, kesemuanya itu dilakukan agar mereka dapat memperluas tujuan politik mereka untuk mendirikan pemerintah penguasa yang berceceran di mana-mana hari ini yang akan menyertakan dalam kebijakannya pembatasan perlawanan Islam yang memperjuangkan tatanan Islam yang adil. Dalam proses ini hingga saat ini, mereka dengan bebasnya menodai negeri Islam dengan sengaja, merampok apa saja yang mereka mau, dan melakukan pembunuhan demi ‘demokrasi’ mereka sementara boneka keledai mereka terus menangkapi, membunuhi dan menyiksa orang-orang yang punya sedikit ghirah untuk membela negera Islam mereka.

Perkawinan dalam Islam adalah suatu ikatan yang kuat dan perjanjian yang teguh yang ditegakkan di atas landasan niat untuk bergaul antara suami-isteri dengan abadi, supaya dapat memetik buah kejiwaan yang telah digariskan Allah dalam al-Quran, yaitu ketenteraman, kecintaan dan kasih sayang. Sedang tujuannya yang bersifat duniawi yaitu demi berkembangnya keturunan dan kelangsungan jenis manusia. Seperti yang diterangkan Allah dalam al-Quran:

“Allah telah menjadikan jodoh untuk kamu dari jenismu sendiri, dan Ia menjadikan untuk kamu dari perjodohanmu itu anak-anak dan cucu.” (an-Nahl: 72)

Adapun kawin mut’ah adalah ikatan seorang laki-laki dengan seorang perempuan dalam batas waktu tertentu dengan upah tertentu pula. Oleh karena itu tidak mungkin perkawinan semacam ini dapat menghasilkan arti yang kami sebutkan di atas.

Kawin mut’ah ini pernah diperkenankan oleh Rasulullah s.a.w. sebelum stabilnya syariah Islamiah, yaitu diperkenankannya ketika dalam bepergian dan peperangan, kemudian diharamkannya untuk selama-lamanya.

Dari judul tulisan ini, mungkin kita akan bertanya : Apakah ada seorang muslim yang berani mencela Aisyah? Istri tercinta Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam? Maka kita katakan : Ya, ada. Merekalah kaum zindiq Syi’ah Rafidhah. Sebuah kaum yang menampakkan kecintaan kepada Rasulullah dan keluarganya, padahal sebenarnya mereka telah memusuhi Rasul. Bukankah bukti kecintaan kepada Rasulullah adalah mencintai kepada siapa yang beliau cintai?? Dan Aisyah adalah orang yang paling dicintai oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam!! Tapi bagi Syi’ah tidak demikian, mereka benar-benar sangat membenci wanita mulia dari istri seorang yang mulia ini. Bahkan dengan pongahnya mereka telah memastikan bahwasanya Aisyah sekarang ini telah berada di dalam kerak neraka Jahannam. Padahal Rasulullah telah mengabarkan bahwasanya Aisyah adalah istrinya di dunia dan di akhirat. Mereka juga telah mencemarkan kesucian Aisyah dengan tuduhan zina kepadanya, padahal kesuciannya telah dijamin oleh Allah Ta’ala di dalam kitabNya yang mulia, yang keterangan ini senantiasa dibaca oleh kaum mikminin hingga hari kiamat. Betapa beraninya mereka!!! Padahal siapakah yang pezina kalau bukan diri-diri mereka dan juga istri-istri mereka, yang kesana kemari melampiaskan nafsu bejatnya dengan berdalih atas nama agama (baca : Mut’ah). Betapa gelapnya hati para pencela itu!! Kenistaan benar-benar nampak pada wajah-wajah mereka, tapi malah kemudian melekatkan tuduhan keji kepada seorang wanita mulia, yang kemuliaannya begitu jelas melebihi jelasnya matahari di siang yang sangat panas.

Oleh Ustadz Mubarak Bamualim, Lc., MHI

Siapa tidak mengenal Ummul Mukminin ‘Aisyah ash-Shiddiqoh binti Abu Bakar ash-Shiddiq rodhiyallohu ‘anhumaa? Sungguh pulpen ini lemah dan tidak mampu mengungkapkan tentang Ummul Mukminin ‘Aisyah rodhiyallohu ‘anhaa setelah Alloh Ta’ala menurunkan wahyu tentang beliau, wahyu yang dibaca sepanjang masa. Apakah ada kalimat yang lebih baik, yang lebih benar dan yang lebih sempurna dari kalimat Alloh Robbul ‘Alamin??!

Namun, karena masih ada saja orang-orang yang memakan daging wanita yang disucikan Alloh dari tujuh lapis langit, oleh karena itu kami sajikan kepada pembaca budiman tulisan ini sebagai bentuk pembelaan terhadap kehormatan Ibu kami, Ibu Kaum Mukminin -’Aisyah binti Abu Bakar- sebagai wujud pelaksanaan apa yang disebutkan Alloh dalam al-Qur’an yang mulia:

١٦٤. وَإِذَ قَالَتْ أُمَّةٌ مِّنْهُمْ لِمَ تَعِظُونَ قَوْماً اللّهُ مُهْلِكُهُمْ أَوْ مُعَذِّبُهُمْ عَذَاباً شَدِيداً قَالُواْ مَعْذِرَةً إِلَى رَبِّكُمْ وَلَعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ

Dan (ingatlah) ketika suatu umat di antara mereka berkata, “Mengapa kamu menasihati kaum yang Alloh akan membinasakan mereka atau mengazab mereka dengan azab yang amat keras?” Mereka menjawab, “Agar kami mempunyai alasan (pelepas tanggung jawab) kepada Robb kamu[1], dan supaya mereka bertakwa.” (QS al-A’roof: 164)

Ibnu al-Jauzi berkata menceritakan para imam yang memiliki cita-cita dan semangat yang tinggi, “Semangat para ulama terdahulu sangatlah tinggi, hal itu diindikasikan oleh karya-karya tulis mereka yang merupakan intisari usia mereka. Namun kebanyakan hasil karangan mereka telah hilang, karena semangat penuntut ilmu telah melemah. Mereka hanya mencari yang ringkas-ringkas dan tidak bersemangat mempelajari kitab-kitab besar.

Kemudian, para penuntut ilmu hanya mempelajari dari sebagian kitab tersebut. Lalu, lenyaplah, kitab-kitab dan tidak ditulis ulang. Maka, jalan menuntut ilmu yang baik adalah meneliti kitab-kitab yang telah diwariskan (para ulama). Hendaklah dia memperbanyak muthala’ah, karena dia melihat ilmu-ilmu para ulama terdahulu dan tingginya semangat mereka yang mengasah sanubarinya dan menggerkakkan semangatnya untuk bersungguh-sungguh, dan tidak ada satu kitab yang tidak ada faedahnya.

Aku berlindung kepada Allah dari perangai mereka yang bergaul bersama kami. Kami tidak melihat semangat yang tinggi, maka bisa diikuti para generasi muda, dan tidak memiliki sifat wara’ hingga orang yang zuhud bisa mengambil faedah darinya.”[1]

About This Blog

"I dedicate this blog to myself personally and to my brothers the other as an advice that can bring us closer to Allah.

I hope this blog can provide many benefits to humankind, especially to improve the quality of our faith in Allah."

About Me

"I am a Muslim, and I am proud to be a Muslim. I am very grateful to my Lord because He has made me a Muslim. I also gained will always beg Him for he always makes me a Muslim until I meet Him in the wilderness masyhar. I really love my religion, therefore, I will fight for it with gusto. if you are a Muslim and also love your religion, then we will meet in a state of loving. But if you are against me and my religion, then we'll be seeing in the field of jihad. whoever you are!!!"

Total Tayangan Halaman