Muhammad Yusrinal

Yang Terbaik Diantara Kalian Adalah Yang Mempelajari Al-Qur'an Dan Yang Mengajarkannya

Ehm…kenapa ya akhir-akhir ini kok aku makin mecintai-nya? lirih seorang suami dalam akun facebooknya, dia sampai menulis :

ternyata, di balik sifat pendiammu, engkau begitu rajin mengurus rumah dan anak-anak kita, belum lagi, ternyata kian hari, masakanmu kian cocok dengan seleraku, gimana ya? kok jadi makin cinta neh…(isi hati seorang suami)

sedang asyik-asyiknya mengenang masa-masa indah bersama istri, sang suami yang juga ayah ini mendapat kiriman email dari seorang ustadz di kota-nya. Sebuah email yang berisi tentang hubungan suami istri yang begitu menjadi cobaan bagi keduanya, moga kita Allah jadikan pasangan suami istri yang sakinah ma waddad dan war rahmah.

BUKU “Mustahil Kristen Bisa Menjawab: Berhadiah Mobil BMW” karya Insan Mokoginta (Wencelclaus) memantik polemik panjang dengan para pendeta dan penginjil. Dalam buku saku 150 halaman tersebut, ­Insan yang muallaf mantan Kristen berdarah China Manado itu mengemukakan sepuluh pertanyaan seputar Alkitab (Bibel), yang masing-masing pertanyaan disayembarakan dengan hadiah uang tunai sepuluh juta dan mobil BMW.

Beberapa pertanyaan yang diajukan muallaf mantan Kristen berdarah China Manado ini antara lain: Mana pengakuan Yesus dalam Alkitab bahwa dia beragama Kristen?; Mana perintah Yesus dalam Alkitab untuk kebaktian di gereja pada hari Minggu?; Mana foto wajah Yesus yang asli dan siapa pemotretnya?; Mana dalil Alkitab bahwa Yesus lahir tanggal 25 Desember?; Siapa yang hafal Alkitab di luar kepala walau satu surat saja?; Mana dalilnya asal percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pasti masuk surga?; dll.


Al-Imam Ibnul Jauzi berkata di dalam kitabnya Shaidul Khathir : “Saya merenungkan manfaat pernikahan, makna dan cakupannya. Saya memahami disyariatkannya nikah adalah demi keberlangsungan sebuah generasi. Berketurunan adalah usaha mengganti yang telah lalu dengan yang akan datang. Tatkala pernikahan banyak dibenci oleh jiwa yang sangat mulia, karena harus menyingkap dan mempertemukan dua organ yang menurutnya tidaklah indah, maka Allah menciptkan syahwat sebagai pendorong yang sangat kuat agar terwujud pernikahan itu.”

Pembahasan ini mencakup dua permasalahan pokok, yaitu :

Pertama, membangun masjid di kubur atau menguburkan mayit dalam masjid.
Kedua, hukum shalat di masjid tersebut.

Larangan Menjadikan Kubur Sebagai Masjid

Banyak hadits yang melarang perbuatan ini, diantaranya,
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah melaknat orang-orang Yahudi dan Nasrani karena mereka menjadikan kubur Nabi mereka sebagai masjid. (Aisyah berkata), ‘Kalau bukan karena hal itu, niscaya kubur beliau akan dinampakkan, hanya saja beliau takut atau ditakutkan kuburnya akan dijadikan masjid’.” (HR. Bukhari 435).

Dalam redaksi lain beliau mengatakan, “Ingatlah, sesungguhnya aku melarang perbuatan itu.” (HR. Muslim 532).

Aisyah dan Ibnu Abbas berkata, “Tatkala Nabi menjelang wafat beliau menutupkan bajunya ke wajah. Ketika merasa gerah beliau membukanya dan bersabda, “Semoga Allah melaknat Yahudi dan Nasrani karena mereka menjadikan kubur para nabi mereka sebagai masjid”. Aisyah berkata, ‘Nabi memperingatkan semisal perbuatan mereka’.” (HR. Bukhari 417, Muslim 826, Nasai 696, Ahmad 22931 dan ini lafazhnya).

Telah berkata Al-Imaam At-Tirmidziy rahimahullah :

حَدَّثَنَا عَبْدُ بْنُ حُمَيْدٍ أَخْبَرَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ عَلْقَمَةَ الْمَكِّيِّ عَنْ ابْنِ أَبِي حُسَيْنٍ عَنْ ابْنِ أَبِي مُلَيْكَةَ عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ جِبْرِيلَ جَاءَ بِصُورَتِهَا فِي خِرْقَةِ حَرِيرٍ خَضْرَاءَ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ إِنَّ هَذِهِ زَوْجَتُكَ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ

Telah menceritakan kepada kami ‘Abd bin Humaid : Telah mengkhabarkan kepada kami ‘Abdurrazzaq, dari ‘Abdullah bin ‘Amru bin ‘Alqamah Al-Makkiy, dari Ibnu Abi Husain, dari Ibnu Abi Mulaikah, dari ‘Aaisyah : “Bahwasannya Jibriil datang kepada Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam bersama gambar Aisyah dalam secarik kain sutera hijau, lalu berkata : ‘Sesungguhnya ini adalah isterimu di dunia dan akhirat’” [Jaami’ At-Tirmidziy no. 3880, At-Tirmidziy berkata : “Hadits ini hasan ghariib, kami tidak mengetahuinya selain dari hadits ‘Abdullah bin ‘Amr bin ‘Alqamah”].
Hadits ini shahih.[1]

Pembahasan tentang asma’ was sifat memang menimbulkan polemik sejak dahulu. Polemik ini muncul akibat kekeliruan sebagian pihak dalam memahaminya. Ada golongan yang menolak asma’ was sifat sebagai bagian dari tauhid, dan mengatakan bahwa pembagian tauhid menjadi 3 (rububiyyah, uluhiyyah, dan asma’ was sifat) adalah bid’ah-nya orang-orang ‘wahhabi’… Mereka mengatakan bahwa pembagian tersebut tidak ada dalilnya sama sekali. Kepada mereka kita pantas bertanya: Dalil apakah yang kalian maksudkan? Kalau dalil berupa ayat atau hadits atau ijma’ yang bunyinya: “Tauhid terbagi menjadi tiga: uluhiyyah, rububiyyah dan asma’ was sifat”, ya MEMANG TIDAK ADA… sebagaimana tidak adanya dalil (ayat, hadits, atau ijma’) yang mengatakan bahwa Syarat sahnya shalat ada enam umpamanya, yaitu: Islam, mumayyiz, thaharah, masuk waktu, niat, dan menghadap kiblat… atau syarat wajib zakat ada dua, yaitu nisab dan haul… atau syarat haji ada sekian, dst… demikian pula rukun-rukunnya, wajib-wajibnya, dan sunnah-sunnahnya yang banyak kita jumpai dalam kitab-kitab fikih… Akan tetapi anehnya mereka yg menolak pembagian tauhid menjadi tiga tidak pernah menolak hal-hal yg tersebut di atas… padahal semuanya sama-sama tidak punya dalil yg bunyinya: “Syarat sahnya shalat terbagi menjadi bla-bla-bla…” dst. ANEH… padahal mereka semestinya konsekuen dong… kalau pembagian tauhid menjadi tiga mereka tolak krn dianggap tidak ada dalilnya, maka pembagian yg berkenaan dgn syarat ibadah, atau rukun2nya juga harus mereka tolak.

Namaku Velentina, asli Amerika. Aku lahir dan tumbuh di sana. Itulah negaraku yang mewadahi semua agama. Aku belum menjadi seorang muslimah dan seharipun aku belum pernah memperhatikan Islam, karena ayah dan ibuku orang yang sangat menentang agama ini. Mereka tidak menyukainya dan tidak ada niat untuk mengganti agama yang mereka dilahirkan padanya.

Ayahku memiliki beberapa perusahaan besar disejumlah negara, sedangkan ibuku membantu pekerjaannya. Konsultan ekonominya pernah menyerankan agar ia membuka beberapa cabang di Timur Tengah karena daerahnya prospektif, begitu pula masa depannya.

Sejak masa kecil ia mencari ketenangan, kedamaian jiwa dan kebahagiaan. Ia pindah dari satu perusahaan penerbangan ke perusahaan penerbangan lain, berprofesi sebagai pramugari sampai akhirnya ia berhasil masuk di perusahaan penerbangan yang bonafide dan baik di Australia. Ia menyangka bahwa dengan begitu akan terwujudlah semua apa yang ia angan-angankan. Akan tetapi ia mendapati bahwa perusahaan yang paling bonafide ini ternyata yang paling buruk, di mana tidak ada agama,, akhlak dan budi pekerti. Lantas ia menyendiri selama tiga bulan, merenung di manakah gerangan kebenaran di dunia ini? Akhirnya, ia mendapatkan semua itu di dalam Al-Qur’an dan sabda-sabda Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam. Lantas ia pun mengumumkan keislamannya. Demikianlah awal kisah seorang muslimah baru Australia, yang menyebut dirinya Aisyah Camenga sebagai ganti dari Yunita Camenga.

Allah Ta’ala berfirman :

“Maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya (shalat itu merupakan) kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.” (QS. An-Nisa : 103)

Maksudnya, wajib dalam waktu-waktu tertentu.

Allah Ta’ala berfirman :

“Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) Subuh. Sesungguhnya shalat Subuh itu disaksikan (oleh Malaikat).” (QS. Al-Isra : 78)

Ayat yang terakhir ini tercantum di dalamnya waktu shalat. Firman Allah Ta’ala : “Dari tergelincirnya matahari,” berarti condongnya matahari dari posisi tengah-tengah langit ke sebelah barat. Itulah awal masuknya waktu shalat zhuhur. Termasuk di dalamnya juga waktu Ashar. Sedangkan firmanNya “Sampai gelap malam,” berarti, permulaan gelap malam. Ada juga yang menyatakan, yaitu tenggelamnya matahari. Darinya disimpulkan masuknya waktu shalat Maghrib dan shalat Isya. Sedangkan firmanNya “Qur’anal Fajri,” berarti shalat Shubuh. Di dalam ayat tersebut terdapat isyarat global yang menunjukkan waktu-waktu shalat lima waktu.[1]

Bid’ah

Ibnu Abbas Radhiyallahu anhu berkata :
“Tidak akan datang kepada manusia suatu masa, kecuali manusia di dalamnya melakukan bid’ah dan mematikan sunnah, hingga bid’ah akan tersebar luas dan sunnah-sunnah akan menjadi padam.”
(I’tisham, I/46)

Sufyan Ats-Tsauri Rahimahullah berkata :
“Bid’ah itu lebih disukai iblis daripada maksiat, orang yang melakukan maksiat ia akan bertaubat darinya, sedangkan ahlul bid’ah ia tidak bertaubat dari kebid’ahannya.” (Talbis Iblis, 21)

About This Blog

"I dedicate this blog to myself personally and to my brothers the other as an advice that can bring us closer to Allah.

I hope this blog can provide many benefits to humankind, especially to improve the quality of our faith in Allah."

About Me

"I am a Muslim, and I am proud to be a Muslim. I am very grateful to my Lord because He has made me a Muslim. I also gained will always beg Him for he always makes me a Muslim until I meet Him in the wilderness masyhar. I really love my religion, therefore, I will fight for it with gusto. if you are a Muslim and also love your religion, then we will meet in a state of loving. But if you are against me and my religion, then we'll be seeing in the field of jihad. whoever you are!!!"

Total Tayangan Halaman