Muhammad Yusrinal

Yang Terbaik Diantara Kalian Adalah Yang Mempelajari Al-Qur'an Dan Yang Mengajarkannya

Sejak masa kecil ia mencari ketenangan, kedamaian jiwa dan kebahagiaan. Ia pindah dari satu perusahaan penerbangan ke perusahaan penerbangan lain, berprofesi sebagai pramugari sampai akhirnya ia berhasil masuk di perusahaan penerbangan yang bonafide dan baik di Australia. Ia menyangka bahwa dengan begitu akan terwujudlah semua apa yang ia angan-angankan. Akan tetapi ia mendapati bahwa perusahaan yang paling bonafide ini ternyata yang paling buruk, di mana tidak ada agama,, akhlak dan budi pekerti. Lantas ia menyendiri selama tiga bulan, merenung di manakah gerangan kebenaran di dunia ini? Akhirnya, ia mendapatkan semua itu di dalam Al-Qur’an dan sabda-sabda Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam. Lantas ia pun mengumumkan keislamannya. Demikianlah awal kisah seorang muslimah baru Australia, yang menyebut dirinya Aisyah Camenga sebagai ganti dari Yunita Camenga.

Aisyah berkata : “Sebelum Islam, aku berada dalam kemerdekaan dan kebebasan penuh. Aku hanya sibuk membaca tentang aktor-aktor dan artis dunia, apa yang mereka makan dan minum serta berusaha meniru mereka. Aku tidak memiliki perhatian selain kepada makanan, minuman, membeli parfum yang semerbak dan baju-baju mini. Aku melakukan semua itu dan tidak seharipun bisa merasakan kebahagiaan, ketenangan dan ketentraman. Namun begitu, imageku tentang Islam telah mulai semenjak berusia 6 tahun. Aku lahir dan menjalani masa kanak-kanakku di negaraku, Kenya. Tempat tinggal kami berada di dekat masjid dan keluargaku miskin. Aku melihat kaum muslimin, gadis-gadis dan wanita-wanita muslimah pergi shalat di masjid tersebut, berkumpul pada perayaan-perayaan keagamaan dan memakai baju baru di hari-hari besar. Aku pun berangan-angan menjadi seorang muslimah agar bisa melakukan seperti mereka. Sejak kecil aku gemar mengenakan baju panjang yang biasa dipakai para ibu dan gadis muslimah. Aku melihat keluarga-keluarga muslim tidak saling berselisih, tidak biasa melakukan perbuatan kasar dan tidak sewenang-wenang terhadap seorang pun. Sebaliknya, keluarga-keluarga tersebut diliputi ketenangan dan saling menghormati serta tolong menolong. Aku berharap ada seseorang dari mereka mengajakku ke forum-forum mereka atau masuk Islam. Andaikata ada seorang muslim atau muslimah yang berkata kepadaku dalam usia kecil ini bahwa engkau bisa masuk Islam dengan mengucapkan dua kalimat syahadat dan bersuci, pasti aku akan lakukan. Namun hal ini tidak pernah terjadi. Kelurga-keluarga muslim tersebut mengisolir diri kendati merupakan keluarga-keluarga baik, terhormat dan menunaikan syiar-syiar agama Islam; tetapi Al-Qur’an terkungkung dalam rumah dan dada-dada mereka. Tidak ada seorangpun dari mereka mengajak kami masuk Islam. Setelah masuk Islam, aku bertanya-tanya bagaimana bisa kaum muslimin mengetahui kitab yang agung ini dan tidak memperlihatkannya kepada orang-orang yang membutuhkan dan dahaga kepadanya. Aku telah berpindah-pindah dari satu agama ke agama lain, dari satu suku ke suku lain demi mencari kebenaran, dan aku tidak mendapatkannya kecuali dalam agama Islam.

Faktor Penyebab dan Motivasi

Saat menginjak usia 36 tahun, beberapa tahun sebelumnya aku bersama keluarga telah pindah ke Australia, aku sudah memperoleh kewarganegaraannya, dan untuk pertama kalinya tanganku memegang naskah terjemahan Al-Qur’an Al-Karim dalam bahasa Inggris. Aku mulai membacanya, namun tidak mampu memahami banyak hal. Meski begitu aku tidak bisa berhenti membaca. Pada waktu itu, aku tengah menunggu seleksi pada salah satu perusahaan penerbangan paling banafide di dunia yang beroperasi di Australia. Aku berusaha sekuatnya untuk masuk di perusahaan ini karena merupakan perusahaan paling bonafide dalam bidang ini. Aku berkata dalam hati bahwa bergabungku dengan perusahaan ini bisa mewujudkan kebahagiaan dan kepuasan batin yang selalu aku cari. Namun, sungguh sayang, setelah bergabung aku mendapati bahwa perusahaan yang paling bonafide ini ternyata juga yang paling buruk. Tidak ada batas-batas pergaulan dalam hubungan-hubungan pribadi, tidak ada rasa malu atau sungkan dalam melakukan apapun, sehingga hancurlah segalanya di hadapanku. Dari kengerian yang aku lihat dan saksikan berupa kemerosotan moral antara anggota perusahaan ini, akupun bertanya-tanya, “Di manakah gerangan kebahagiaan, kepuasan dan ketenangan...”

Hal inilah yang membuatku memutuskan untuk menghindari manusia selama tiga bulan. Aku tidak melakukan apa pun selain membaca segala hal dan merenung apa yang ada di langit. Mendekati akhir bulan ketiga, suatu hari aku terjaga dari tidur dalam keadaan penuh vitalitas yang tidak biasanya. Aku pergi ke pantai, lalu kembali ke rumah. Lantas aku ingin menghidupkan televisi, aku pun melakukannya. Pada waktu itu, saat televisi menyala chanel tepat menayangkan film dokumenter yang berjudul, “Kaukabul Islam (Bintang-bintang Islam)”. Film tersebut menceritakan tentang orang-orang yang memeluk Islam di Amerika. Apa yang diketengahkan dalam film tersebut, sangat menarik hatiku, lalu aku bertanya-tanya, “Apakah agama Islam juga milik selain orang Arab?” Aku katakan pada diriku sendiri, “Ya, karena ada seorang tetanggaku yang berkebangsaan Afrika beragama Islam dan namanya Muhammad.” Seketika aku memutuskan pergi kepadanya untuk bertanya tentang Islam dan Al-Qur’an. Aku memintanya membacakan sesuatu dari Al-Qur’an untuk diriku. Ia berkata kepadaku, “Aku harus berwudhu dahulu agar bisa membaca mushaf Al-Qur’an.” Ia mulai membaca dengan penuh kekhusyukan dan etika, sehingga pemandangan ini membuatku terkesan. Ia menjelaskan kepadaku akan kemudahan masuk Islam, rukun-rukun dan ajaran-ajarannya yang luhur. Saat itulah aku memutuskan hendak membaca Al-Qur’an secara keseluruhan dan memeluk Islam.

Sebelum masuk Islam, aku selalu memikirkan tentang kehidupan dan beberapa pertanyaan, diantaranya, kenapa kita hidup? Dan apa tugas kita yang karena Allah menciptakan kita? Bagaimana bisa aku tidak mengetahui jawaban pertanyaan-pertanyaan ini kendati diriku berasal dari satu suku yang meyakini adanya satu Tuhan?! Setiap kali membaca Al-Qur’an setelah masuk Islam, aku menemukan jawaban satu petanyaan yang selalu berkecamuk dalam pikiranku. Seolah-olah Al-Qur’anul Karim adalah satu Kitab yang membukakan apa yang hendak aku tanyakan tanpa perlu bertanya kepada seorangpun, selepas membaca Al-Qur’an, aku merasakan ketenangan, kebahagiaan dan ketentraman.

Hal paling besar yang menarikku masuk Islam adalah keharmonisan, keseimbangan, kemoderatan, totalitas dan universalitas dalam segala hal dan permasalahan. Begitu pula arahan dan nasihat dalam perkara-perkara dunia dan akhirat. Juga kejelasan dalam ikatan-ikatan dan interaksi. Hal terpenting lain yang menarikku masuk Islam adalah apa yang aku baca tentang penghulu kita Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam, dan aku berharap semoga Allah mengumpulkanku bersama keluarga tersebut kelak di hari kiamat. Selama membaca Al-Qur’an, aku menemukan bahwa diriku tengah membaca risalah langit yang berbicara tentang Rasul terakhir, dialah Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam, dan berbicara tentang hari terakhir dalam hari-hari dunia, yakni hari kiamat. Oleh karena itu, aku meninggalkan profesiku sebagai pramugari, meskipun banyak keistimewaan-keistimewaannya, agar bisa beramal untuk akhiratku. Dan aku lebih memilih bekerja sebagai staf administrasi di sebuah sekolah Islam di Australia.

Pencorengan Citra Islam

Adapun tentang penilaianku terhadap Islam dan kaum muslimin sebelum masuk Islam, sungguh aku pernah mendengar beberapa sisi pandang yang hampir sama atau salah seorang temanku di Barat, khususnya di Italia -dimana aku pernah hidup beberapa tahun di sana- bahwa Islam menyeru pada perbuatan ekstrim, radikal, kekerasan dan teror. Aku pernah mendengar beberapa ungkapa konyol tentang Islam dan kaum muslimin yang sama sekali tidak masuk akal. Mereka mendiskreditkan Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam sebagai orang yang suka mencela. Jelas aku tidak mempercayai ucapan ini, karena sebagaimana telah aku katakan sebelumnya bahwa aku tinggal bertetangga dengan kaum muslimin dan tahu betul bahwa mereka tidak memiliki sifat-sifat buruk seperti yang dituduhkan orang-orang Barat. Pengetahuan dan wawasanku tentang Islam sebelum itu berasal dari orang-orang di sekitarku. Walau begitu imageku tentang Islam, bahwa Islam merupakan agama bangsa Arab saja, sebagaimana yang aku pahami dari orang-orang disekitarku. Meski begitu, aku memandang dengan penuh penghargaan terhadap kaum muslimin yang pergi menunaikan haji dan aku merasakan penghormatan serta pengagungan terhadap mereka. Mereka tinggalkan tanah air, anak dan harta demi menunaikan kewajiban haji, sementara (tidak ada orang) yang memerintahkan hal itu kepada mereka.

Setelah secara suka rela aku memeluk Islam, setelah melalui pencarian panjang, terpampang di hadapanku bahwa Islam adalah agama dunia, bukan agama bangsa Arab saja, sebagaimana yang diyakini sebagian orang Barat, dan bukan pula agama teror, ekstrim, kejam ataupun radikal. Namun sebaliknya, Islam adalah agama kasih sayang, kelembutan, keadilan, kemudahan, moderat, seimbang, tidak berlebih-lebihan ataupun terkurangi.

Aku mendapatinya sebagai agama yang menyerukan perdamaian dan keselamatan; bukan permusuhan, peperangan dan bertindak sewenang-wenang terhadap pihak lain.

Agama yang mengantarkan pengikutnya meraih tingkatan hamba Rabbani, ketenangan jiwa, kedamaian dan ketentraman. Segala puji bagi Allah, aku tidak mampu mengungkapkan sejauh mana kebahagiaanku lantaran memeluk Islam. Islam telah mengubah diriku secara total sebagaimana juga mengubah banyak hal di sekitarku menjadi lebih baik dan mulia. Memindahkan diriku dari rasa takut, cemas dan tidak tenang kepada rasa aman, tentram, damai, senang dan puas. Jadilah kitab paling baik dalam hidupku adalah Al-Qur’anul Karim, majalah-majalahku adalah kisah-kisah para Nabi dan sahabat serta simbol-simbol pemikiran Islam yang benar. Siaran Al-Qur’anul Karim yang dipancarluaskan Lembaga Islam Australia menjadi nikmat paling indah dalam hidupku. Lewat siaran inilah aku mendengarkan Al-Qur’anul Karim dan adzan lima kali. Aku juga mendengarkan Al-Qur’an murattal (bacaan Al-Qur’an dengan tartil), mujawwad (bacaan Al-Qur’an berikut tajwidnya), dan musaffar (bacaan Al-Qur’an berikut tafsirnya) dari para ulama yang pakar dalam beragam bahasa. Demikian pula, melalui radio ini aku selalu mengikuti diskusi agama oleh para ulama dari dunia Islam. Aku memohon kepada Allah semoga Dia membimbing orang-orang yang menanganinya untuk menunaikan misi agung ini.

Wanita, Antara Islam dan Barat

Di Barat dan Eropa, wanita menjadi komuditas yang dieksploitasi di setiap tempat dan waktu, khususnya dalam iklan-iklan. Sampai-sampai pada kertas tissue yang dipakai di kamar mandi. Bangsa Eropa dan Barat juga memanfaatkan wanita untuk iklan dalam keadaan telanjang, lalu iklan ini disiarkan media-media informasi dan disaksikan berjuta-juta manusia. Apabila kita meminta wanita tersebut agar tampil telanjang di hadapan seseorang, niscaya ia tidak menolak dan merasa malu. Aku sendiri merasa malu terhadap wanita ini dan kesalahan persepsinya terhadap kebebasan. Adapun wanita dalam Islam, ia memiliki kemuliaan dan kehormatan bagi agamanya serta perasaan malu di hadapan manusia bertolak dari ajaran-ajaran Islam yang melindungi wanita, memelihara kehormatan, kepribadian dan harga dirinya di tengah-tengah masyarakat.

Kebebasan Hakiki Bagi Wanita

Kebebasan wanita adalah satu hal yang penting dalam Islam. Namun kekbebasan ini harus memiliki batasan-batasan dan acuan. Batasan-batasan dan acuan ini terbatas dengan ajaran-ajaran Islam dalam Al-Qur’an maupun As-Sunnah. Bilamana wanita melanggar batasan-batasan ini dan acuan-acuan tersebut berarti ia telah menyimpang dari konsep kebebasan yang dikehendaki Islam bagi dirinya. Adapun tentang kiprah wanita yang sebenarnya adalah mendidik anak. Seorang ibu wajib melewatkan sebagian besar waktunya bersama anak-anaknya, sehingga tumbuh satu generasi yang baik, kapabel dan terdidik. Tugas ibu terhadap anak-anak tidak ada satu makhlukpun yang mampu mengembannya, berupa kasih sayang, penjagaan dan pendidikan. Semua problem yang berkaitan dengan anak-anak dan generasi masa kini muncul akibat ibu tidak memberikan sedikitpun waktu, kasih sayang, ketentraman dan pengasuhan. Aku berharap kaum wanita memprioritaskan rumah tangga, anak-anak dan suaminya. Aku kenal beberapa ibu yang hanya memperhatikan diri mereka sendiri dan pekerjaan mereka serta cukup mengikuti (perkembangan) anak-anak mereka melalui email di komputer, menanyakan keadaan dan makan mereka. Dengan demikian, mereka telah kehilangan satu generasi yang tidak merasakan menjadi anggota keluarga. Oleh karenanya aku tegaskan kepada saudari-saudariku muslimah di telinga-ibu-ibu tersebut, “Perhatikanlah anak-anak kalian. Mereka adalah amanat di pundak-pundak kalian yang Allah akan menanyai kalian tentangnya.” Mereka harus lebih sering duduk-duduk bersama anak-anak mereka dan membiasakan anak-anak tersebut mencium aroma masakan mereka sendiri dengan menjauhi makanan-makanan instan dan benar-benar melepaskan baby sitter dari menangani urusan mereka. Bila tidak, kita akan memetik buahnya yang tidak kita harapkan dikemudian hari. Aku ingin menyampaikan satu patah kata kepada wanita Barat. Aku tegaskan kepadanya, “Sesungguhnya informasi tentang Islam yang datang kepada anda tidak lain hanyalah kedustaan-kedustaan yang dibuat-buat belaka. Carilah tentang Islam dan hakikatnya di tengah-tengah pemeluknya, Kitab Allah dan sunnah RasulNya.”

Hakikat Wanita Muslimah Arab

Wanita muslimah Arab merupakan tipe wanita yang lurus dalam tabiatnya. Dimana aku melihat pada dirinya contoh untuk mempertahankan diri dan konsisten terhadap agama. Aku mendapati kebanyakan dari mereka mengenakan hijab dan menampakkan diri dengan penampilan yang pantas bagi wanita muslimah. Aku mendapati ketenangan dan kenyamanan pada diri kaum wanita muslimah Arab. Inilah perbedaan antara wanita muslimah dengan wanita di Eropa.

Harapanku Tehadap Islam dan Kaum Muslimin

Harapan tulusku terhadap Islam adalah agar para ulama Islam menunjukkan apa yang terkandung dalam agama Islam berupa mutiara, intan dan barang-barang berharga lainnya dalam kemasan norma-norma, perilaku dan undang-undang. Agama Islam adalah agama suci yang baik bagi kebahagiaan semua manusia. Aku berharap kepada Allah semoga Dia meluangkan bagi para ulama untuk menjelaskan Islam yang benar pada semua manusia. Khususnya di Amerika dan Eropa serta bangsa Barat secara umum dengan teladan yang baik dan ucapan yang indah. Demikian pula, aku mengharapkan kepada setiap muslim baik wanita ataupun laki-laki agar mereka memahami agama Islam dengan benar dan menyampaikannya kepada orang lain dari kalangan non muslim. Aku tidak akan pernah melupakan selamanya jasa orang yang menjadi sebab diriku memeluk Islam. Andai aku memberinya semua harta di dunia, aku tidak akan pernah bisa membalas jasa budinya. Adapun harapanku terhadap kaum muslimin, aku berhapar bisa melihat mereka sepakat dengan ulama dunia berbekal modal peradaban yang mengagumkan diberbagai bidang. Dan aku berharap bisa melihat pionir dari mereka dalam bidang antariksa, pesawat terbang, astronomi, kedokteran, arsitektur, genetika, biologi dan botany. Aku juga mengharapkan bisa melihat dari mereka keunggulan militer, kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, industri dan perdagangan. Begitu pula, aku mengangankan bisa melihat kaum muslimin, sementara neraca perdagangan dan industri mereka telah naik melalui modal konsumsi mereka, dengan cara nila konsumsi mereka tidak jauh lebih banyak dibanding kapasitas produksi dan kemanpuan mereka. Dengan begitu, mereka memiliki pengaruh di dunia, dan duniapun akan memperhitungkan mereka seribu kali.

Segala puji bagi Allah atas nikmat Islam yang tidak ada satu nikmat pun di dunia ini sebanding dengannya. Hal pertama yang aku harap bisa terwujud di tahun ini adalah haji ke Baitullah Al-Haram. Insya Allah, pimpinan Yayasan Islam Autralia, Dr. Ibrahim Abu Muhammad akan mewujudkan harapanku ini. Setelah itu, aku ingin belajar bahasa Arab lantaran pengetahuanku tentangnya tidak memadai, agar aku bisa menghafal Al-Qur’an. Aku juga berharap agar keinginan ini bisa terwujud di Arab Saudi, Mesir ataupun Australia. Yang penting tetap belajar bahasa Arab dan mengucapkannya. [Dipublikasikan harian Ar-Riyadh, edisi 12261, 4 Dzulqa’dah 1422 H]


Disalin dari buku Akhirnya Mereka Lari Dari Neraka, hal. 125-132
Karya Khalid Abu Shalih

About This Blog

"I dedicate this blog to myself personally and to my brothers the other as an advice that can bring us closer to Allah.

I hope this blog can provide many benefits to humankind, especially to improve the quality of our faith in Allah."

About Me

"I am a Muslim, and I am proud to be a Muslim. I am very grateful to my Lord because He has made me a Muslim. I also gained will always beg Him for he always makes me a Muslim until I meet Him in the wilderness masyhar. I really love my religion, therefore, I will fight for it with gusto. if you are a Muslim and also love your religion, then we will meet in a state of loving. But if you are against me and my religion, then we'll be seeing in the field of jihad. whoever you are!!!"

Total Tayangan Halaman