Muhammad Yusrinal

Yang Terbaik Diantara Kalian Adalah Yang Mempelajari Al-Qur'an Dan Yang Mengajarkannya


Al-Imam Ibnul Jauzi berkata di dalam kitabnya Shaidul Khathir : “Saya merenungkan manfaat pernikahan, makna dan cakupannya. Saya memahami disyariatkannya nikah adalah demi keberlangsungan sebuah generasi. Berketurunan adalah usaha mengganti yang telah lalu dengan yang akan datang. Tatkala pernikahan banyak dibenci oleh jiwa yang sangat mulia, karena harus menyingkap dan mempertemukan dua organ yang menurutnya tidaklah indah, maka Allah menciptkan syahwat sebagai pendorong yang sangat kuat agar terwujud pernikahan itu.”

Lebih lanjut beliau berkata : “Salah satu seni pernikahan ialah seringkalinya seseorang melakukan perkawanian yang baru, meskipun sebenarnya sangat tidak baik menurut tradisi. Hal itu dapat diibaratkan seperti seseorang yang telah makan nasi dan daging hingga kenyang, namun tetap menyantap apa yang diinginkannya. Terlebih jika dihidangkan kepadanya sesuatu yang lebih menarik lagi, maka dia akan menikmatinya. Hal itu pastilah disebabkan sesuatu yang baru memiliki daya tarik tersendiri, oleh karena, pada umumnya, nafsu tidak cenderung kepada sesuatu yang biasa dialami dan selalu ingin tahu akan hal-hal yang baru. Ia selalu berkhayal tentang keinginannya terhadap yang baru itu. Jika ternyata ia tak mendapatkan sesuatu, maka ia akan mencari yang lebih baru lagi. Sepertinya, ia tahu akan maksud yang baik.

Gambaran di atas mengarah kepada situasi hari pengadilan dan pembalasan. Saat itu manusia akan menerima sesuatu yang baru yang pernah ia bayangkan. Pahamilah hal itu! Ketika itu, mereka tahu akan kesalahan apa yang mereka perbuat di dunia. Mereka akan meminta dikembalikan hidup di dunia. Oleh karenanya, orang-orang yang bijak berkata, “Mabuk asmara membuat seseorang buta terhadap aib yang dicintainya.”

Barang siapa yang tahu banyak tentang aib orang yang dicintainya, ia akan meninggalkannya dan melupakannya. Oleh sebab itu, sangatlah dianjurkan kepada kaum wanita untuk selalu tidak berada jauh dari suaminya sehingga ia akan melupakan dirinya dan tidak pula terlalu dekat sehingga ia akan bosan tinggal bersamanya. Demikian pula bagi laki-laki. Hal itu dimaksudkan agar tidak tersingkap aib masing-masing.

Adalah wajib bagi seorang suami untuk tidak mengumbar rahasia istrinya dan jangalah sekali-kali ia berusaha mencium dari istrinya kecuali bau wewangian yang harum dan segar. Masih banyak lagi gambaran tentang wanita yang sangat bijak. Mereka tahu secara naluriah akan kewajibannya tanpa harus diberi wejangan. Adapun wanita-wanita yang bodoh seringkali tak memperhatikan hal-hal seperti itu. Akibatnya, suaminya pun selalu tidak suka melihat raut mukanya.

Barang siapa yang menginginkan anak yang cerdas dan memenuhi harapan serta keinginannya, hendaknya mencari calon istri/suami yang baik. Janganlah lupa pula untuk melihat calon istri anda. Jika jantung anda berdegup saat pandangan pertama, itu pertanda bahwa anda memang jatuh cinta kepadanya. Jika bayang-bayangnya selalu hadir di pelupuk mata anda, itulah puncak kecintaan anda. Ingatlah, kecantikan itu terdapat pada mata dan mulut.

Imam Ahmad sendiri mengatakan, jika seseorang ingin menikah, maka bolehlah ia melihat apa yang lebih dari sekedar muka dan telapak tangan. Dalam hal ini Atha’ al-Khurasani berkata, ‘Tertulis di dalam Taurat bahwa perkawinan tanpa dasar syahwat dan gairah hanya akan berujung pada penyesalan hingga hari kiamat.’ Sangatlah dianjurkan bagi mereka yang sedang memilih pasangan agar melihat dengan seksama perangai dan akhlak calon suami/istrinya. Apalah artinya kecantikan rupa tanpa makna, laksana tanaman yang tumbuh di tempat sampah. Sementara itu, keinginan yang utama dari pasangan yang menikah ialah agar keturunannya tumbuh menjadi generasi yang cerdas. Jika jiwa pasangan telah terpusat perhatiannya kepada suami/istrinya karena kesempurnaan rupa dan akhlaknya, maka ia akan melakukan yang terbaik untuk dirinya karena telah terpenuhi kedua unsur cintanya.

Barang siapa yang berhasil mendapatkan wanita yang cantik lahir dan batinnya, janganlah sekali-kali ia mengungkit-ungkit aib dan celanya. Selain itu, seorang istri hendaknya berusaha mencari keridhaan-Nya dengan berusaha menyiasati hubungannya dengan sang suami, agar tidak terlalu dekat hingga jenuh dan tidak terlalu jauh hingga dilupakan. Suguhkanlah yang terbaik kepada sang suami, sehingga, pada saat yang bersamaan, ia akan memperoleh dua keuntungan sekaligus, yaitu anak yang shalih dan kepuasan batin. Dengan begitu, seorang suami tidak akan berpindah ke lain hati. Dia akan merasa puas dengan istrinya dan langgenglah mahligai cintanya.

Jika si suami merasa mampu untuk menikah lagi dengan harapan agar hatinya lebih tentram dan bahagia, maka hendaknya ia meminta restu sang istri. Akan tetapi, jika khawatir istrinya yang pertama akan cemburu atau khawatir lupa akan akhirat akibat hadirnya istri yang cantik selain yang pertama, atau khawatir terserat keluar dari sikap dan sifat wara’, maka cukuplah baginya untuk kawin dengan satu orang wanita saja. Hendaklah ia menghindar dari wanita-wanita yang cantik lagi shalehah yang dapat membuatnya tergoda.

Jika ia mendapatkan wanita yang sekiranya tidak cocok bagi dirinya, bersegeralah menggantinya dengan yang lain. Sebab, hal itu akan segera menghapus kenangan-kenangan yang manis di masa lalunya. Jika ia hanya mampu untuk memberi nafkah kepada satu orang istri, maka yang satu itu lebih baik baginya. Jika ia tidak bisa mendapatkan dari yang satu itu buah pernikahan yang pantas, lebih baik ia mencari gantinya. Ketahuilah, pernikahan dengan wanita-wanita yang amat dicintai dan disayangi akan memaksimalkan keluaran sperma dan akan melahirkan anak yang cerdas. Sekaligus mengantarkan kepada kepuasan biologis yang sempurna.”

Diringkas dari buku Shaidul Khathir, hal. 66-71. Pustaka Maghfirah.

About This Blog

"I dedicate this blog to myself personally and to my brothers the other as an advice that can bring us closer to Allah.

I hope this blog can provide many benefits to humankind, especially to improve the quality of our faith in Allah."

About Me

"I am a Muslim, and I am proud to be a Muslim. I am very grateful to my Lord because He has made me a Muslim. I also gained will always beg Him for he always makes me a Muslim until I meet Him in the wilderness masyhar. I really love my religion, therefore, I will fight for it with gusto. if you are a Muslim and also love your religion, then we will meet in a state of loving. But if you are against me and my religion, then we'll be seeing in the field of jihad. whoever you are!!!"

Total Tayangan Halaman