Muhammad Yusrinal

Yang Terbaik Diantara Kalian Adalah Yang Mempelajari Al-Qur'an Dan Yang Mengajarkannya

Muhammad Yusrinal :
Aneh... Saudara Mustofa Chepy menggugat Al-Khumaini. Ketika Khumaini mengatakan bhw Rasul tdk pernah menjelaskan persoalan Imamah di dalam Al-Qur'an, eh saudara Mustofa langsung mengemukakan dalil-dalil tentang pembenaran aqidah ke-imamah-an.
25 April jam 4:37 •

Muhammad Yusrinal :
Ibnul Qayyim berkata, “Dan rahasia keluarnya Khilafah dari Ahlul Bait Nabi kepada Abu Bakar, Umar dan Utsman adalah bahwa andaikata Ali رضى الله عنه yang menjawabat khalifah setelah beliauصلى الله عليه وسلم , pastilah orang-orang menggungat tanpa yang akan mengatakan, ‘Sesungguhnya ia adalah raja, yang mewariskan kerajaannya kepada Ahli baitnya.’ Dengan begitu, Allah سبحانه وتعالى menjaga kedudukan risalah dan kenabian beliau dari syubhat ini.

Dan renaungkanlah perkataan Hiraklius kepada Abu Sufyan, ‘Apakah dalam silsilah nenek moyangnya ada raja?’ Ia berkata, ‘Tidak.’ Lalu ia berkata kepadanya, ‘Andaiakata dalam silsilah nenek moyangnya ada raja, pasti aku akan mengatakan, Seorang laki-laki yang menuntut kerajaan nenek moyangnya’.” [Shahih al-Bukhari, no. 7]

Maka, Dia سبحانه وتعالى menjaga kedudukannya yang tinggi dari syubhat adanya kerajaan pada nenek moyang dan ahli baitnya.

Dan ini juga rahasia kenapa beliau صلى الله عليه وسلم dan para nabi lainnya tidak mewariskan, untuk memutus syubhat ini, sehingga orang-orang yang menggugat tanpa hak tidak mengira bahwa para Nabi mencari dan menumpuk dunia untuk anak-anak dan ahli warisnya, sebagaimana yang dilakukan seseorang yang rela dirinya hidup zuhud asalkan dapat mewariskan hartanya untuk anak dan keturunannya.

Maka, Allah سبحانه وتعالى menjaga mereka semua dari hal itu dan melarang mereka mewariskan sesuatu harta pun kepada ahli waris mereka, agar tidak terbetik tuduhan terhadap para hujjah Allah dan RasulNya, sehingga tidak tersisa sama sekali syubhat apa pun terhadap kenabian dan risalah mereka.” [Bada’i al-Fawa’id, 3/245]

Menurut saya, barangkali rahasia kenapa Allah سبحانه وتعالى tidak memberikan kekhalifahan terhadap Ali رضى الله عنه (setelah Nabiصلى الله عليه وسلم ), adalah demi rahasia ini sehingga kenabian tetap jauh dari syubhat-syubhat.

Kemudian, andaikata Ali رضى الله عنه meraihnya akan kuatlah keyakinan kaum Syi’ah yang mengklaim pada hal bukan miliknya, dan akan berubahlah kenabian menjadi kerajaan yang diwariskan. Barangkali, akan ada yang mengatakan, “Bukankah ia telah berubah di tangan Mu’awiyah?” Kami katakan, “Benar, akan tetapi hal itu tidak menggores kedudukan kenabian. Sedang pembicaraan kita mengenai keberadaan kedudukan kenabian jauh dari prasangka-prasangka para musuh.”

Berdasarkan madzhab anda, janji Nabi صلى الله عليه وسلم kepada Aliرضى الله عنه itu tidak terealisasi, beliau telah menjajikannya sebagai khalifah setelahnya, dan beliauصلى الله عليه وسلم tidak menepati janji itu.

Jika kalian katakan, beliau ingin, akan tetapi Abu Bakar dan Umar tidak menginginkan! Maka saya katakan, tidak mungkin Nabiصلى الله عليه وسلم menjanjikan sesuatu yang beliau tidak mampu melaksanakannya. Seharusnya -menurut pemahaman kalian- beliau mengatakan, ‘Bila disetujui oleh Abu Bakar dan Umar.’

Segala puji bagi Allah atas nikmat akal sehat!
25 April jam 4:37 •

Muhammad Yusrinal :
Di dalam Kibab al-Kafi, Bab Fihi Nukat Wa Natf at-Tanzil Fi al-Wilayah (Bab yang berisi noktah-noktah dan bagian-bagian dari wahyu tentang wilayah)

Dalam riwayat nomor 24, dari Abu Ja’far, ia berkata, “Allah سبحانه وتعالى mewahyukan kepada NabiNya صلى الله عليه وسلم,

فَاسْتَمْسِكْ بِالَّذِي أُوحِيَ إِلَيْكَ إِنَّكَ عَلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ

‘Maka berpegang teguhlah kamu (Muhammad) kepada agama yang telah diwahyukan kepadamu. Sesungguhnya kamu berada di atas jalan yang lurus.’ (QS. Az-Zukhruf : 43).

Ia berkataa, “Sesungguhnya kamu (Muhammad) di atas wilayah Ali dan Ali adalah ash-Shirat al-Mustaqim (jalan yang lurus).”

Aneh... Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم masuk dalam wilayah Ali رضى الله عنه

Dan setelahnya (riwayat nomor 25), dari Abu Ja’far, ia berkata, “Jibril turun dengan ayat ini kepada Muhammad صلى الله عليه وسلم,

بِئْسَمَا اشْتَرَوْا بِهِ أَنْفُسَهُمْ أَنْ يَكْفُرُوا بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ فِي عَلِيٍّ بَغْيًا

‘Alangkah buruknya (hasil perbuatan) mereka yang menjual dirinya sendiri dengan kekafiran kepada apa yang telah diturunkan Allah karena dengki terhadap Ali’. (QS. Al-Baqarah : 90)”

Perhatikan baik-baik bunyi ayat di atas, kemudian cocokkan dgn mushaf yg ada pd kalian.
25 April jam 5:50 •

Mustofa Chepy Habsyie :
@ Muhammad Yusrinal ,anda menulis asal ceplas ceplos spt ini :"Aneh... Saudara Mustofa Chepy menggugat Al-Khumaini. Ketika Khumaini mengatakan bhw Rasul tdk pernah menjelaskan persoalan Imamah di dalam Al-Qur'an, eh saudara Mustofa langsung mengemukakan dalil-dalil tentang pembenaran aqidah ke-imamah-an.

INI WASIAT LANGSUNG IMAM KHOMEINI
Wasiat Ayatullah Khomeini yang diterjemahkan dibawah ini bertanggal 28 April 1982, dan diterbitkan pertama kali pada musim panas tahun 1992 oleh Mu’awenat-e Farhangi Hunariye Bunyad-e Shahid-e Inqilab-e Islami (Direktorat Kesenian dan Kebudayaan Yayasan Syuhada Revolusi), Teheran...
Dengan nama Allah, Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.

Segala puji bagi Allah, Rabb seluruh alam. Semoga Salawat dan Salam tercurah kepada Muhammad dan Keluarga-Sucinya. Dan semoga laknat Allah menimpa musuh-musuh mereka.

Saya bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah, Yang Satu, dan tak ada sekutu baginya. Saya bersaksi bahwa Muhammad adalah abdi dan rasul-Nya; dan bahwa 'ALI, amir al-mu'minin, dan anak-keturunannya yang MA'SHUM ADALAH PENERUS SETELAHNYA dan bahwa apa pun yang dibawa oleh Rasulullah adalah kebenaran; dan bahwa kubur, Kebangkitan, Surga, dan Neraka adalah benar; dan bahwa Allah akan membangkitkan siapa yang ada di dalam kubur.
25 April jam 10:22

Mustofa Chepy Habsyie :
@ Muhammad Yusrinal :ANDA MENULIS SPT INI DIATAS

Ibnul Qayyim berkata, “Dan rahasia keluarnya Khilafah dari Ahlul Bait Nabi kepada Abu Bakar, Umar dan Utsman adalah bahwa andaikata Ali رضى الله عنه yang menjawabat khalifah setelah beliauصلى الله عليه وسلم , pastilah orang-orang menggungat tanpa yang akan mengatakan, ‘Sesungguhnya ia adalah raja, yang mewariskan kerajaannya kepada Ahli baitnya.’ Dengan begitu, Allah سبحانه وتعالى menjaga kedudukan risalah dan kenabian beliau dari syubhat ini.
.
Dan renaungkanlah perkataan Hiraklius kepada Abu Sufyan, ‘Apakah dalam silsilah nenek moyangnya ada raja?’ Ia berkata, ‘Tidak.’ Lalu ia berkata kepadanya, ‘Andaiakata dalam silsilah nenek moyangnya ada raja, pasti aku akan mengatakan, Seorang laki-laki yang menuntut kerajaan nenek moyangnya’.” [Shahih al-Bukhari, no. 7]..

SAYA JAWAB :
KALAU BUKAN PILIHAN ALLAH DAN WASIAT ROSULNYA ,MAKA ORG ORG SPT PARA SAHABAT TETAP AKAN MENUNJUK SEENAKNYA PARA TEMAN DEKAT DAN KETURUNAN spt abubakar yg berwasiat menunjuk umar (padahal menurut anda Rosul tidak berwasiat) dan spt muawiyah yg menunjuk putranya YAZID LAKNATULLAH ,BERGELAR AMIRUL MUKMININ ,TURUN MENURUN DINASTY BANU UMAYAH DAN BANU ABASIAH
menjadikan kekuasaan ALLAH sebagai Barang mainan utk menindas manusia....Anda Jangan bawa bawa Musuh Rosul Abu Sofyan Thulaqa dan keturunannya Yg haram berkuasa dan masuk Islam krn berfikir keselamatan dirinya secara terpaksa
25 April jam 10:45

Mustofa Chepy Habsyie :
ANDA SINGKIRKAN PILIHAN ALLAH DAN ANDA IKUTI DYNASTY PILIHAN MANUSIA ...
25 April jam 10:47

Mustofa Chepy Habsyie :
Diriwayatkan Imam Ahmad dalam Musnad Ahmad bin Hanbal 5/347 no 22991
حدثنا عبد الله حدثني أبي ثنا زيد بن الحباب حدثني حسين ثنا عبد الله بن بريدة قال دخلت أنا وأبي على معاوية فأجلسنا على الفرش ثم أتينا بالطعام فأكلنا ثم أتينا بالشراب فشرب معاوية ثم ناول أبي ثم قال ما شربته منذ حرمه رسول الله صلى الله عليه و سلم ثم قال معاوية كنت أجمل شباب قريش وأجوده ثغرا وما شيء كنت أجد له لذة كما كنت أجده وأنا شاب غير اللبن أو إنسان حسن الحديث يحدثني

Telah menceritakan kepada kami Abdullah yang berkata telah menceritakan kepadaku Ayahku yang berkata telah menceritakan kepada kami Zaid bin Hubab yang berkata telah menceritakan kepadaku Husain yang berkata telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Buraidah yang berkata “Aku dan Ayahku datang ke tempat Muawiyah, ia mempersilakan kami duduk di hamparan . Ia menyajikan makanan dan kami memakannya kemudian ia menyajikan minuman, ia meminumnya dan menawarkan kepada ayahku. Ayahku berkata “Aku tidak meminumnya sejak diharamkan Rasulullah SAW”. Muawiyah berkata “aku dahulu adalah pemuda Quraisy yang paling rupawan dan aku dahulu memiliki kenikmatan seperti yang kudapatkan ketika muda selain susu dan orang yang baik perkataannya berbicara kepadaku”.

Syaikh Syu’aib Al Arnauth berkata dalam tahqiq Musnad Ahmad bahwa hadis ini sanadnya kuat. Dalam Syarh Musnad Ahmad tahqiq Syaikh Ahmad Syakir dan Hamzah Zain disebutkan kalau sanadnya shahih. Al Haitsami menyebutkan hadis ini dalam Majma Az Zawaid 5/54 no 8022 dan mengatakan hadis ini telah diriwayatkan oleh Ahmad dan para perawinya adalah perawi shahih.
25 April jam 11:00

Mustofa Chepy Habsyie :
SURAT PUTRA ABUBAKAR ASHIDIQ KPD MUAWIYAH DALAM KITAB SUNNI TARIKH THOBARI

Dari Muhammad bin Abu Bakar kepada si tersesat Muawiyah bin Shakhr.

Salam kepada penyerah diri dan yang taat kepada Allah!

Amma ba'du, sesungguhnya Allah SWT, dengan keagungan dan kekuasaan-Nya, menciptakan makhluk-Nya tanpa main-main. Tiada celah kelemahan dalam kekuasaan-Nya. Tiada berhajat Dia terhadap hamba-Nya. ia menciptakan mereka untuk mengabdi kepada-Nya.

Dia menjadikan orang yang tersesat atau orang yang lurus, orang yang malang dan orang yang beruntung.

Kemudian, dari antara mereka, Dia Yang Mahatahu memilih dan mengkhususkan Muhammad saw dengan pengetahuan-Nya. Dia jugalah yang memilih Muhammad saw berdasarkan ilmu-Nya sendiri untuk menyampaikan risalah-Nya dan mengemban wahyu-Nya. Dia mengutusnya sebagai rasul dan pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan.

Dan orang pertama yang menjawab dan mewakilinya, mentaatinya, mengimaninya, membenarkannya, menyerahkan diri kepada Allah dan menerima Islam sebagai agamanya —adalah saudaranya dan misannya Ali bin Abi Thalib— yang membenarkan yang ghaib. Ali mengutamakannya dari semua kesayangannya, menjaganya pada setiap ketakutan, membantunya dengan dirinya sendiri pada saat-saat mengerikan, memerangi perangnya, berdamai demi perdamaiannya, melindungi Rasulullah dengan jiwa raganya siang maupun malam, menemaninya pada saat-saat yang menggetarkan, kelaparan serta dihinakan. Jelas tiada yang setara dengannya dalam berjihad, tiada yang dapat menandinginya di antara para pengikut dan tiada yang mendekatinya dalam amal perbuatannya.

Dan saya heran melihat engkau MUAWIYAH yg hendak menandinginya! Engkau adalah engkau! Sejak awal Ali unggul dalam setiap kebajikan, paling tulus dalam niat, keturunannya paling bagus, istrinya adalah wanita utama, dan pamannya (Ja'far) syahid di perang Mu'tah. Dan seorang pamannya lagi (Hamzah) adalah penghulu para syuhada perang Uhud, ayahnya adalah penyokong Rasulullah saw dan istrinya

Dan engkau adalah orang yang terlaknat, anak orang terkutuk. Tiada hentinya engkau dan ayahmu menghalangi jalan Rasulullah saw. Kamu berdua berjihad untuk memadamkan nur Ilahi, dan kamu berdua melakukannya dengan menghasud dan menghimpun manusia, menggunakan kekayaan, dan mempertengkarkan berbagai suku. Dalam keadaan demikian ayahmu mati. Dan engkau melanjutkan perbuatannya seperti itu pula.

Dan saksi-saksi perbuatan engkau adalah orang-orang yang meminta-minta perlindungan engkau, yaitu dari kelompok musuh Rasulullah yang memberontak, kelompok pemimpin-pemimpin yang munafik dan pemecah belah dalam melawan Rasulullah saw.

Sebaliknya sebagai saksi bagi Ali dengan keutamaannya yang terang dan keterdahuluannya (dalam Islam) adalah penolong-penolongnya yang keutamaan mereka telah disebutkan di dalam Al-Qur'an, yaitu kaum Muhajirin dan Anshar. Dan mereka itu merupakan pasukan yang berada di sekitarnya dengan pedang-pedang mereka dan siap menumpahkan darah mereka untuknya. Mereka melihat keutamaan pada dirinya yang patut ditaati, dan malapetaka bila mengingkarinya.

Maka mengapa, hai ahli neraka, engkau menyamakan dirimu dengan Ali, sedang dia adalah pewaris dan pelaksana wasiat Rasulullah saw, ayah anak-anak Rasulullah saw, pengikut pertama, dan yang terakhir menyaksikan Rasulullah saw, teman berbincang, penyimpan rahasia dan serikat Rasulullah saw dalam urusannya. Rasulullah saw memberitahukan pekerjaan beliau kepadanya, sedang engkau adalah musuh dan anak dari musuh beliau.

Tiada peduli keuntungan apa pun yang engkau peroleh dari kefasikanmu di dunia ini dan bahkan Ibnu al-'Ash menghanyutkan engkau dalam kesesatanmu, akan tampak bahwa waktumu berakhir sudah dan kelicikanmu tidak akan ampuh lagi. Maka akan menjadi jelas bagimu siapa yang akan memiliki masa depan yang mulia. Engkau tidak mempunyai harapan akan pertolongan Allah, yang tidak engkau pikirkan.

Kepada-Nya engkau berbuat licik. Allah menunggu untuk menghadangmu, tetapi kesombonganmu membuat engkau jauh dari Dia.

Salam bagi orang yang mau mengikuti petunjuk
25 April jam 11:10

Mustofa Chepy Habsyie :
Jawaban Surat Muawiyah Kepada Muhammad bin Abu Bakar
DALAM KITAB SUNNI TARIKH TOBARI ,IBN ATSIR DAN IBN KATSIR

Dari Muawiyah bin Abu Sufyan.

Kepada pencerca ayahnya sendiri, Muhammad bin Abu Bakar.

Salam kepada yang taat kepada Allah.

Telah sampai kepadaku suratmu, yang menyebut Allah Yang Mahakuasa dan Nabi pilihan-Nya, dengan kata-kata yang engkau rangkaiakan. Pandanganmu lemah. Engkau mencerca ayahmu. Engkau menyebut hak Ibnu Abi Thalib dan keterdahuluan serta kekerabatannya dengan Nabi Allah saw, dan bantuan serta pertolongannya kepada Nabi pada setiap keadaan genting.

Engkau juga berhujjah dengan keutamaan orang lain dan bukan dengan keutamaanmu. Aneh, engkau malah mengalihkan keutamaanmu kepada orang lain.

Di zaman Nabi saw, kami dan ayahmu telah melihat dan tidak memungkiri hak Ibnu Abi Thalib. Keutamaannya jauh di atas kami.

Dan Allah SWT memilih dan mengutamakan Nabi sesuai janji-Nya. Dan melalui Nabi Dia menampakkan dakwah-Nya dan men-jelaskan hujjah-Nya. Kemudian Allah mengambil Nabi saw ke sisi-Nya.

Ayahmu dan Faruq-nya (Umar) adalah orang-orang pertama yang MERAMPAS HAK ALI. Hal ini diketahui umum.

Kemudian mereka mengajak Ali membaiat Abu Bakar, tetapi Ali menunda dan memperlambatnya. Mereka marah sekali dan bertindak kasar. Hasrat mereka bertambah besar. Akhirnya Ali (baru 6 blan kemudiamembaiat Abu Bakar) dan berdamai dengan mereka berdua.

Mereka berdua tidak mengajak Ali dalam pemerintahan mereka. Tidak juga mereka menyampaikan kepadanya rahasia mereka, sampai mereka berdua meninggal dan berakhirlah kekuasaan mereka.

Kemudian bangkitlah orang ketiga, yaitu Usman yang menuruti tuntunan mereka. Engkau dan temanmu berbicara tentang kerusakan-kerusakan yang dilakukan Usman agar orang-orang yang berdosa di propinsi-propinsi mengembangkan maksud-maksud buruk terhadap-nya dan engkau bangkit melawannya. Engkau menunjukkan permu-suhanmu kepadanya untuk mencapai keinginan-keinginamu sendiri.

Hai putra Abu Bakar, berhati-hatilah atas apa yang engkau lakukan. Jangan engkau menempatkan dirimu melebihi apa yang dapat engkau urusi. Engkau tidak akan dapat menemukan seseorang yang mempunyai kesabaran yang lebih besar dari gunung, yang tidak pernah menyerah kepada suatu peristiwa. Tak ada yang dapat menyamainya.

Ayahmu bekerja sama dengan dia dan mengukuhkan kekuasaannya. Bila kau katakkan bahwa tindakanmu benar, (maka ketahuilah) ayahmulah yang mengambil alih kekuasaan ini, dan kami menjadi sekutunya. Apabila ayahmu tidak melakukan hal ini, maka kami tidak akan sampai menentang anak Abu Thalib dan kami akan sudah menyerah kepadanya.

Tetapi kami melihat bahwa ayahmu memperlakukan dia seperti ini dihadapan kami, dan kami pun mengikutinya; maka cacat apa pun yang akan kamu dapatkan, maka arahkanlah itu kepada ayahmu sendiri, atau berhentilah dari turut campur.

Salam bagi orang yang kembali.[111]

Anda dapat mengetahui rahasia kenapa Thabari, Ibnu Atsir dan Ibnu Katsir tidak bersedia menukil surat-surat di atas. Karena surat-surat tersebut menyingkap perselisihan yang terjadi dikalangan kaum Muslimin dalam urusan kekhalifahan, yang merupakan hak Ali. Muawiyah mengakui ini, namun dia beralasan bahwa kekhalifahannya hanyalah kepanjangan kekhalifahan Abu Bakar. Kemudian Muawiyah mengecam anak Abu Bakar (yaitu Muhammad bin Abu Bakar) dengan hal ini, sehingga menjadikannya terdiam tidak dapat bicara dalam urusan ini.

meskipun demikian Thabari, Ibnu Atsir dan Ibnu Katsir bersikap pasiv terhadap urusan ini,walaupun mrk meriwayatkannya
25 April jam 11:19

Muhammad Yusrinal :
Al-Khumani plinplan. Dia tau bhw Imamah tak pernah dijelaskan, tapi dia menetapkan keimamahan Ali. Berarti dia menetapkannya tanpa dalil. Apa ini bisa diterima??
25 April jam 13:48 melalui Facebook Seluler •

Muhammad Yusrinal :
Ali رضى الله عنه berkata, Amma ba'du, sesungguhnya membai'atku -wahai Mu'awiyah- wajib atasmu sementara engkau berada di Syam, sebab orang-orang telah membai'at Abu Bakar, Umar dan Utsman telah membai'atku di atas apa yg orang-orang itu nenbai'at mereka di atasnya... Sesungguhnya pengambilan pendapat dengan musyawarah adalah hak orang-orang Muhajirin dan Anshar." Dalam hal ini, Ali berargumentasi dengan Imamah Manshushah (kepemimpinan berdasarkan nash). [Nahj al-Balaghah, no. 526)
25 April jam 15:01 •

Muhammad Yusrinal :
Dari Syaqiq, ia berkata, "Ada yang berkata kepada Ali, 'Tidakkah engkau mengakat pengganti?' Ia menjawab, 'Rasulullah صلى الله عليه وسلم tidak mengangkat pengganti, lalu kenapa aku harus mengangkat pengganti atas kalian. Jika Allah menginginkan kebaikan bagi manusia, maka Dia akan menghimpun mereka atas orang yang paliang baik diantara mereka sebagaimana Dia telah menghimpun mereka sepeninggal Nabi mereka atas orang yang paling baik diantara mereka'." Diriwayatkan oleh Al-Bazzar dan para perawinya adalah perawi ash-Shahih selain Ismail bin Abu al-Harits, dia tsiqah. [Majma' az-Zawa'id, 9/47]
25 April jam 15:07 •

Mustofa Chepy Habsyie :
@ Anda katakan : Muhammad Yusrinal :Al-Khumani plinplan. Dia tau bhw Imamah tak pernah dijelaskan, tapi dia menetapkan keimamahan Ali. Berarti dia menetapkannya tanpa dalil. Apa ini bisa diterima??

sebelumnya anda katakan :" Aneh... Saudara Mustofa Chepy menggugat Al-Khumaini. Ketika Khumaini mengatakan bhw Rasul tdk pernah menjelaskan persoalan Imamah di dalam Al-Qur'an, eh saudara Mustofa langsung mengemukakan dalil-dalil tentang pembenaran aqidah ke-imamah-an.

Saya Jawab :
Dari kedua masalah ini ketahuan kalau anda awam sekali ttg konsep Imamah ,yg sdh ditetapkan dan merupakan Akidah WAJIB dalam keyakinan Ahlul Bait ,sementara Mazhab yg lainnya meyakini Islam Musyawarah yg keluar dari balairung Saqifah dan Rosul tidak pernah mengajarkan hal ini yaitu sunnah memilih penggantinya (KECUALI SAHABAT NGARANG SDR),yg sama sekali bertentangan dng tata cara musyawarah dan tidak ada sama sekali aturan musyawarah dilakukan didalamnya..Jangan baca buku Imam Khomeini dulu kalau belum tau dasar dasar keyakinan syiah yg diyakini Imam Khomeini. maaf!

Kemudian anda masih saja bawakan dalil yg tidak masuk akal dan palsu dari Imam Ali dr kitab Mazma zawaid setelah saya bawakan ayat Alqur'an yg menjelaskan masalah Imamah diatas dan setelah segudang hadis dan ayat diatas yg saya kutip dari buku rujukan utama Ahlussunah sdr....

kaum muslimin, di dalam kitab shahih mereka, telah sepakat (ijma’) bahwa Rasulullah saw. telah menyebutkan bahwa jumlah khalifah sesudahnya sebanyak 12 orang, sebagaimana disebutkan di dalam Shahih Bukhari dan Muslim, Bukhari di dalam shahihnya, pada awal Kitab Kitab Al – Ahkam, bab Al – Umara min Quraysi (para Pemimpin dari Quraysi), juz IV, halaman 144; dan di akhir Kitab Al-Ahkam, halaman 153, sedangkan dalan shahih muslim disebutkan di awal Kitab Al-Imarah, juz II, halaman 79. Hal itu juga disepakati oleh Ashhab Al-shahhah dan Ashhab Al-sunan, bahwasannya diriwayatkan dari Rasulullah saw :

Hadis :Agama masih tetap akan tegak sampai datangnya hari kiamat dan mereka dipimpin oleh 12 khalifah, semuanya dari Quraysi.

Diriwayatkan dari jabir bin Samrah, dia berkata: “Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda : ‘Setelahku akan datang 12 Amir.’ Lalu Rasulullah mengatakan sesuatu yang tidak pernah aku dengar. Beliau bersabda : ‘ semuanya dari Quraysi’.”

Ringkasnya, seluruh umat Islam sepakat bahwa hadis ttg Rasulullah saw. membatasi jumlah para Imam setelah beliau sebanyak 12 Imam; jumlah mereka sama dengan jumlah Nuqaba bani Israil; jumlah mereka juga sama dengan jumlah Hawari Isa a.s. DAN ROSUL TIDAK PERNAH MENGAJARKAN SAHABAT SISTEM MUSYAWARAH ALA SAQIFAH UTK MEMILIH DIRINYA SETELAH WAFAT ..APAKAH MENURUT ABUBAKAR DAN UMAR ini masalah PTG sedankanALLAH DAN ROSUL MELALAIKANNYA ???BAHKAN ABUBAKAR SAMPAI MENULIS WASIAT MENUNJUK UMAR DAN UMAR MEMBUAT ATURAN TATA CARA MUSYAWARAH BUKAN DNG ATURAN MUSYAWARAH YG MELIBATKAN SELURUH KOTA DAN SAHABAT....TTP DNG SEMBUNYI SEMBUNYI..TANPA MELIBATKAN KELUARGA NABI SATUPUN..NABI TIDAK LUPA DOA MASUK KAMAR DAN LUPA BERWASIAT TTG SIAPAPENGGANTINYA ????? (baca lagi ulisan diatas dan bantah al Qur'an kalau bisa ???maaf !
25 April jam 18:18

Mustofa Chepy Habsyie :
SETELAH ITU IMAM WAHABI MUAWIYAH &YAZID SIPEMABANTI KELUARGA NABIMELANGGENGKAN SEBUAH DINASTI SETELAH UMAR DAN ABUBAKAR MEMBERINYA KEKUASAAN KPD MUAWIYAHYG SANGAT BESAR DAN MENJADI KUAT DI SYAM....DAN INILAH YG DIWARISKANNYA sd Hari INI DAN ANDA MEMBELANYA ...
25 April jam 18:24

Mustofa Chepy Habsyie :
JADI HANYA ADA 2 ISLAM : 1.ISLAM IMAMAH WASIAT ALLAH DAN ROSULNYA (keyakinan Syiah), atau Islam Musyawarah berantakan ala SAQIFAH,dan kemudian dilanjutkan oleh diktator dan RAJA MUAWIYAH ,RAJA YAZID ,RAJA MARWAN.RAJA 2 BANI ABBAS,versi keyakinan selain ISLAM SYIAH..raja 2 ini dinoatkan secara tidak sah sebagai AMIR MUKMININ...PEMIMPIN ORG BERIMAN YG SAMA SEKALI TIDAK BERIMAN...
25 April jam 18:33

Mustofa Chepy Habsyie :
Allamah Amini dalam kitab monumentalnya Al Ghadir, menyebutkan seluruh perawi hadis Man Kuntu Maula yang diucapkan Nabi saw di Ghadir Khum, tidak kurang dari 110 sahabat yang meriwayatkan hadis tersebut, di antaranya Thalhah, Zubair, Abu Bakar dll. Dan 84 perawi hadis tersebut dari generasi kedua, yakni tabiin. Bahkan peristiwa Ghadir Khum dan hal-hal yang terkait dengannya, diabadikan dalam 360 kitab Ahlus Sunah. Jadi, status hadis Man Kuntu Maula bukan hanya mutawatir (diriwayatkan oleh banyak perawi dan tak ada keraguan perihal kesahihannya), tetapi fauqa mutawatir (di atas mutawatir).

JANGAN KALIAN CARI CARI BAHWA KATA MAULA ADALAH SELAIN WALI UL MUKMININ...
25 April jam 21:10

Mustofa Chepy Habsyie :
Bismillahir Rahmamnir Rahim PIDATO RAHBAR PIMPINAN DUNIA ISLAM SYIAH AYATULLAH SAYYID ALI KHAMENEI DALAM HARI PENGANGKATAN IMAMAH IMAM ALI as,HARI RAYA IDUL GHADIR

Kepada seluruh kaum mukminin dan muslimin di seluruh dunia Islam, kepada seluruh pejuang kebebasan yang mencintai sifat dan kekhasan yang kita temukan dalam pribadi Imam Ali, saya ucapkan selamat sejahtera atas datangnya hari raya Idul Ghadir. Secara khusus, saya ucapkan pula selamat berbahagia atas datangnya hari Idul Ghadir ini kepada seluruh rakyat Iran dan Anda sekalian yang hadir dalam pertemuan hangat ini. Terlebih istimewa kepada kalian, warga kota Kashan yang terhormat dan mukmin, para alim-ulama dan hauzah-hauzah ilmiah di kota ini.

Saudara dan saudari yang terhormat! Tema Ghadir bisa kita telaah dan perhatikan dari pelbagai dimensi. Idul Ghadir tidak bisa hanya dipandang seperti hari-hari raya lainnya. Meski semua hari-hari raya Islam memiliki dimensi simbolis, makna, dan substansi, namun itu semua tidak sebanding dengan makna yang dimiliki Idul Ghadir.

Salah satu dimesinya adalah soal arah tujuan Islam dan pengarahan gerakan keislaman. Ihwal ini merupakan bagian dari keyakinan kita; yaitu: masalah wilayat, keyakinan pada imamah dan pengangkatan imam oleh Rasulullah saw, yang sesungguhnya ditetapkan oleh Allah swt. Ihwal ini hanyalah salah satu dari dimensi persoalan Idul Ghadir, suatu ihwal yang pasti diakui kebenarannya oleh kaum muslimin jika mereka memang benar-benar melihat masalah ini lewat telaah dan penelitian. Kaum muslimin niscaya mengakui bahwa gerakan besar Nabi saw di pertengahan jalan haji, pada saat pulang dari haji, di tengah gurun, di masa-masa akhir usia Nabi dengan segala mukaddimah dan penutupnya, penyebutan nama Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib dan memperkenalkannya: "Barang siapa yang mengakuiku sebagai pemimpinnya, maka inilah Ali pemimpinnya juga", semua itu hanya merujuk pada satu makna, yaitu penetapan pemerintahan dan kepemimpinan dalam Islam pasca wafatnya Rasul. Hanya itu maknanya. Hanya makna semacam itulah yang dirasakan dan dipahami oleh para peniliti dunia Islam di sepanjang sejarah saat melihat peristiwa dan ucapan Rasulullah di Ghadir Khum. Dengan demikian, jelas terlihat bahwa menurut Islam, persoalan pemerintahan bukan sekedar hadirnya suatu kekuatan efektif yang memimpin dan mengatur pemerintahan dan kehidupan umat Islam dengan sistem tertentu. Dari sudut pandang Islam, persoalan kepemimpinan pasca Rasul tidak hanya sebatas itu. Pemerintahan menurut Islam adalah pemerintahan yang bermaknakan imamah.

Imamah adalah memimpin tubuh dan hati. Memimpin kedua-duanya. Bukan hanya tubuh semata, bukan hanya mengatur kehidupan duniawi dan urusan keseharian masyarakat. Tapi juga membimbing kalbu, menyempurnakan jiwa serta meluhurkan pemikiran dan spiritualitas. Inilah pengertian imamah. Inilah yang diinginkan Islam. Begitu pula dengan agama-agama lainnya. Hanya saja agama-agama lain tak lagi punya bukti meyakinkan yang masih tersisa. Tapi Islam memiliki bukti yang jelas.

Gerakan Islam, munculnya Islam untuk mengatur kehidupan manusia merupakan ihwal yang memiliki perbedaan esensial dengan gerakan-gerakan lainnya. Islam menginginkan mengatur dunia dan akhirat. Mengantarkan manusia pada kesempurnaan sejatinya sekaligus memenej kehidupan sehari-harinya. Dan inilah yang dimaksud dengan imamah. Karena itu, dalam artian semacam ini
Imamah adalah kepemimpinan atas agama dan dunia dalam kehidupan masyarakat. Namun ini hanyalah salah satu dimensi imamah, yaitu dimensi akidah. Syiah dengan kobaran obor semacam itu, dengan logika jelas seperti itulah selama berabad-abad mampu membuktikan kebenarannya pada seluruh kalbu pencari kebenaran.

Bahwa Syiah mampu bertahan dan berkembang di tengah pelbagai rintangan dan permasalahan yang ada serta tekanan yang dialaminya di sepanjang sejarah, itu semua lantaran Syiah berpegang pada logika imamah yang kuat dan jelas . Jika logika yang kokoh ini tidak ada, tentu Syiah sudah tenggelam ditelan zaman. Logika ini, memang logika yang sangat tangguh.

Dimensi lain imamah adalah perhatian kepada nilai spiritualitas seseorang yang dipilih dan diangkat oleh Rasullah saw sebagai imam dalam peristiwa Ghadir Khum. Yaitu, Amirul Mu'minin Ali bin Abi Thalib as. Untuk memilih seorang imam, manusia biasa niscaya tidak akan mampu memperhintungkan seluruh faktor yang berpengaruh pada kesempurnaan seorang manusia. Hal semacam itu merupakan perhitungan ALLAH dan memerlukan perhitungan supramanusia. Dengan perhitungan semacam itulah, Rasullah saw menilai Amirul Mu'minin sebagai sosok yang layak menduduki posisi dan jabatan tersebut.
25 April jam 21:19

Tiara Satrie :
Share ya bib
26 April jam 2:16

Mustofa Chepy Habsyie :
@ Tiara Satrie : TAFADHOL n SEBARKAN akhi ,mudah mudah an kita diakui sebagai SYIAHNYA DAN JUGA SYAFAATNYA DIDUNIA DAN AKHIRAT....
26 April jam 4:22 • Laporkan

Muhammad Yusrinal :
Untuk urusan al-Khumaini saya rasa sdh jelas, bahwasanya al-Khumaini tidak punya dalil. Dia hanya ngarang-ngarang. males mendebatkannya lebih panjang. Kalo emang anda punya dalil keimamahan, ya sdh, anda saja yg jadi imam, gantikan Khumaini -kalau sekiranya dia belum mati-, karena ternyata dia itu payah, tdk menguasai Al-Qur’an.

Di dalam kitab al-Kafi pada Bab ‘Adad al-A’immah (jumlah para imam), terdapat empat riwayat yang menyebutkan bahwa sesungguhnya para imam itu ada 13 orang. jadi, 12 atau 13???

Ini yg paling aneh, “SETELAH ITU IMAM WAHABI MUAWIYAH &YAZID SIPEMABANTI KELUARGA NABIMELANGGENGKAN SEBUAH DINASTI SETELAH UMAR DAN ABUBAKAR MEMBERINYA KEKUASAAN KPD MUAWIYAHYG SANGAT BESAR DAN MENJADI KUAT DI SYAM....DAN INILAH YG DIWARISKANNYA sd Hari INI DAN ANDA MEMBELANYA”

Saya jawab,
Imam Wahabi itu : Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali. Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam bersabda, “Masa Khalifah pada umatku selama 30 tahun, kemudian setelah itu menjadi suatu kerajaan.” (HR. Abu Dawud no. 4647, at-Tirmidzi no. 2226, Ahmad (V/220,221), al-Hakim (III/71 dan Ibnu Abi Ashim no. 1181 dari Safinah. disahihkan oleh al-Albani dalam Silsilah Ahadits ash-Shahih jilid I bagian II, hal. 820-827 no. 459). Dan kepemimpinan al-Khulafa ar-Rasyidin ditambah al-Hasan genap 30 tahun -Shadaqa Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam-
26 April jam 13:04 •

Muhammad Yusrinal :
Muawiyah & Yazid sipembantai keluarga Nabi?? Qadhi Nurullah Syustri juga menulis di dalam bukunya Majalisu Al-Mu'minin bahwa setelah sekian lama ( kurang lebih 4 atau 5 tahun ) Sayyidina Husain terbunuh, pemimpin orang - orang Syi’ah mengumpulkan orang-orang Syi’ah dan berkata , " Kita telah memanggil Sayyidina Husain dengan memberikan janji akan taat setia kepadanya , kemudian kita berlaku curang dengan membunuhnya. Kesalahan kita sebesar ini tidak akan diampuni kecuali kita berbunuh-bunuhan sesama kita ". Dengan itu berkumpulah sekian banyak orang-orang Syi’ah di tepi Sungai Furat sambil mereka membaca ayat yang artinya, "Maka bertaubatlah kepada Tuhan yang telah menjadikan kamu dan bunuhlah dirimu. Itu adalah lebih baik bagimu pada sisi Tuhan yang menjadikan kamu". (QS. Al-Baqarah : 54). Kemudian mereka saling membunuh sesama diri mereka sendiri. Inilah golongan yang dikenali dalam sejarah Islam dengan gelaran "At Tawaabun".

Sejarah tidak tidak akan melupakan peranan Syits bin Rab'ie di dalam pembunuhan Sayyidina Husain di Karbala . Tahukah anda siapa itu Syits bin Rab'ie? Dia adalah seorang Syi’ah tulen, pernah menjadi duta kepada Sayyidina Ali di dalam peperangan Siffin, sentiasa bersama Sayyidina Husain . Dia juga yang menjemput Sayyidina Husain ke Kufah untuk mencetuskan pemberontakan terhadap kerajaan pimpinan Yazid, tetapi apakah yang telah dilakukan olehnya?

Sejarah memaparkan bahawa dialah yang mengepalai 4.000 orang bala tentera untuk menentang Sayyidina Husain dan dialah orang yang pertama-tama turun dari kudanya untuk memenggal kepala Sayyidina Husain. ( Al'Uyun dan Khulashatu Al Mashaaib, hal. 37)

Adakah masih ada orang yang ragu-ragu tentang Syi’ahnya Syits bin Rab'ie dan tidakkah orang yang menceritakan kejadian ini adalah Mulla Baaqir Majlisi, seorang tokoh Syi’ah terkenal ? Secara tidak langsung dia mengakui dari pihak Syi’ah sendiri tentang pembunuhan itu .

Lihatlah pula kepada Qais bin Asy'ats ipar Sayyidina Husain yang tidak diragui tentang Syi’ahnya tetapi apa kata sejarah tentangnya? Bukankah sejarah menunjukkan kepada kita bahawa itulah orang yang merampas selimut Sayyidina Husain dari tubuhnya setelah selesai pertempuran? (Khulashatu Al Mashaaib , hal. 192 )
26 April jam 13:05 •

Muhammad Yusrinal :
Abu Bakar dan Umar yg memberinya (Muawiyah) kekuasan? Apa benar begitu? anda ngomongnya penuh emosi, akhirnya akal anda tertutup. Bukankah Abu Bakar dan Umar telah wafat? Bagaimana mungkin mereka yang memberinya kekuasaan? Lantas riwayat yg menerangkan tentang imam al-Hasan menyerahkan kekhalifahan kpd Mu’awiyah, Gimana? riwayat palsu ya?

Menurut kalian, bukankah Al-Qur’an itu diturunkan guna untuk menancapkan keimamahan Ali? kalau Ya, lantas kenapa tdk terlaksana? Allah telah menetapkan. Rasulupun demikian. Kalau telah dititahkan, maka apapun halangannya pasti terwujud. Seperti terwujudnya sebuah hadits berikut ini,

Dari Abu Bakrah, ia berkata, “Aku melihat Rasulullah di atas mimbar sementara al-Hasan bin Ali di sampingnya, terkadang beliau memandang orang-orang dan terkadang memandang al-Hasan. Beliau berkata, ‘Sesungguhnya cucuku ini adalah sayyid (penghulu). Semoga Allah mendamaikan dua kelompok besar di kalangan Muslimin dengannya.” (HR. al-Bukhari, no. 2704) Maka jadilah al-Hasan menyerahkan tampuk kekhalifahan kpd Muawiyah, dan pada hari itu dikenal dengan hari Jama’ah, meskipun orang-orang Syi’ah meradang.
26 April jam 13:06 •

Muhammad Yusrinal :
Dari Ibrahim bin Abdurrahman bin Auf, bahwa Abdurrahman bin Auf bersama Umar bin al-Khattab Radhiyallahu anhuma dan Muhammad bin Maslamah mematahkan pedang az-Zubair, kemudian Abu Bakar berdiri lalu berbicara kepada manusia dan meminta maaf kepada mereka, dia berkata, “Demi Allah, aku tidak pernah mendambakan kekuasaan sekalipun dalam sehari semalam, tidak juga aku menginginkannya, akupun tidak pernah memintanya kepada Allah dalam kondisi rahasia maupun terang-terangan, akan tetapi aku mengkhawatirkan terjadinya fitnah, kekuasaan tidak membuatku tenang. Namun aku telah mengemban perkara besar, aku tidak memiliki kekuatan yang diberikan Allah. Sungguh, aku berkeinginan agar orang yang paling kuatlah yag mengambil posisiku sekarang ini.” Lalu orang-orang Muhajirin menerima apa yang diucapkannya dan permintaan maafnya. Ali dan az-Zubai Radhiyallahu anhuma berkata, “Kami tidak marah kecuali karena kami telah terlambat diajak bermusyawarah dan sesungguhnya kami memandang Abu Bakar adalah orang yang paling berhak setelah Rasulullah. Sesungguhnya ia adalah temannya di gua, orang kedua dari dua orang di sana, dan kami sungguh mengetahui kemuliaan dan kebesarannya. Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam telah memerintahkannya agar mengimami manusia saat beliau masih hidup.”

Kemudian al-Hakim berkata, “Ini adalah hadits shahih berdasarkan syarat asy-Syaikhain (al-Bukhari dan Muslim) sekalipun keduanya tidak mengeluarkannya.” [Al-Mustadrak, no. 4422]

Dari Abdullah ia berkala, Tatkala Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam wafat, orang-orang Anshar berkata, ‘Dari Kami seorang Amir dan dari kalian seorang amir’.” Ia brkata, “Lalu Umar mendatangi mereka seraya berkata, ‘Wahai orang-orang Anshar! tidakkah kalian mengetahui bahwa Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam mengangkat Abu Bakar untuk mengimami manusia. Siapa diantara kalian yang senang hatinya mendahului Abu Bakar?’ Maka orang-orang Anshar berkata, “Kami berlindung kepada Allah, kalau kami sampai mendahului Abu Bakar’.” Al-Hakim berkata, Ini adalah hadits yang sanadnya shahih dan keduanya (al-Bukhari dan Muslim) tidak mengeluarkannya.” [Al-Mustadrak, no. 442]

Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak akan mengumpulkan umatku (untuk bersepakat) di atas kesesatan. Dan Tangan Allah di atas Jama’ah.” (HR. At-Tirmidzi no. 3167 dari sahabat Ibnu Umar, diriwayatkan pula oleh al-Hakim (I/115) dari Ibnu Umar. Dishahihkan oleh al-Albani dalam Shahihul Jami’ish Shaghir no. 1848, dengan penjelasan lebih detil dalam Kitabus Sunan libni Abi Ashim wama’ahu Zhilalil Jannah fi Takhrijis Sunnah, no. 80. hal. 56-57)
26 April jam 13:06 •

Muhammad Yusrinal :
oh Iya untuk Hadits Ghadir Khum nanti aja kita bahas, lagi males...
26 April jam 13:08 • 

Bersambung...

About This Blog

"I dedicate this blog to myself personally and to my brothers the other as an advice that can bring us closer to Allah.

I hope this blog can provide many benefits to humankind, especially to improve the quality of our faith in Allah."

About Me

"I am a Muslim, and I am proud to be a Muslim. I am very grateful to my Lord because He has made me a Muslim. I also gained will always beg Him for he always makes me a Muslim until I meet Him in the wilderness masyhar. I really love my religion, therefore, I will fight for it with gusto. if you are a Muslim and also love your religion, then we will meet in a state of loving. But if you are against me and my religion, then we'll be seeing in the field of jihad. whoever you are!!!"

Total Tayangan Halaman