Muhammad Yusrinal

Yang Terbaik Diantara Kalian Adalah Yang Mempelajari Al-Qur'an Dan Yang Mengajarkannya

Muhammad Yusrinal :
Pertama, Siapa yg mengatakan ahlus Sunnah tdk mengikuti dan mencintai ahlul bait???

kedua, Apa yg kalian inginkan dari hadits-hadits di atas??? Mau menetapkan aqidah ke-Imamah-an??

Dengarkanlah perkataan al-Khumaini tentang Imamah : "Amat jelas, bahwa andaikata Nabi Shalallahu alaihi wa sallam menyampaikan perkara imamah sesuai dgn yg diperintahkan Allah kepadanya dan berupaya dgn segenap tenaga dalam masalah ini, pastilah semua perselisihan ini tidak akan terjadi di negri-negri Islam." [Kasff al-Asrar, hal. 155]

"Sesungguhnya Nabi menahan diri dari menyinggung masalah imamah di dalam Al-Qur'an karena khawatir al-Qur'an akan mengalami penyimpangan sepeninggalnya, atau perselisihan pendapat di kalanganumat Islam akan semakin menjadi, sehinggaberpengaruh terhadap Islam." [Kasyf al-Asrar, hal. 149]
Lihatlah persaksian wakil Imam ghaib al-Khumaini telah menegaskan, bahwa Imamah tdk pernah disampaikan oleh Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam. Lantas dari mana keyakinan imamah itu muncul?? jawablah hey orang-orang Syi'ah!!! Kemudian dari mana pula Khumaini tahu kalau Imamah itu adalah syari'at yg datang dari Allah kalau Rasulullah Sahalallahu alaihi wa sallam tdk pernah menjelaskannya?? Apakah dia mendapat wahyu dari Allah???


Ketiga, 12.000 orang-orang yg mengaku mencintai ahlul bait dan mengundang Imam al-Husain dgn janji utk membai'atnya. Ketika janji itu dipenuhi, kemana perginya mereka semua??? apa masih ada orang-orang Syi'ah setelah itu selain mereka??? Ternyata semua orang Syi'ah telah menipunya mentah-mentah..
24 April jam 0:53 •

A.m. Thalib :
kebenaran harus dibuktikan,karena tidak mungkin 2 persoalan,dua2nya benar.tapi pake konsep akal sehat.bukan taglid buta!.
24 April jam 6:16

A.m. Thalib :
apa lagi ada 73 bendera yg semuanya mengaku paling benar.
24 April jam 6:20

Abb Bagis :
yg punya ctt-an lagi ngelatur...seneng ama hadist2 yg tdk jelas dan jago-an urusan ini adalah ustad cheppy
24 April jam 7:58

Jjihad Ali :
Abb
Dan kamu dah ga jelas dari awaknya Xixixixixii
24 April jam 11:05

Joko Kendil :
abb Bagis : hadist yg jelas nurut ente ada di kitab mana ?
24 April jam 11:22

Mustofa Chepy Habsyie :
Jumlah Khalifah Setelah Rasulullah saw.

Kaum muslimin, di dalam kitab shahih mereka, telah sepakat (ijma’) bahwa Rasulullah saw. telah menyebutkan bahwa jumlah khalifah sesudahnya sebanyak 12 orang, sebagaimana disebutkan di dalam Shahih Bukhari dan Muslim, Bukhari di dalam shahihnya, pada awal Kitab Kitab Al – Ahkam, bab Al – Umara min Quraysi (para Pemimpin dari Quraysi), juz IV, halaman 144; dan di akhir Kitab Al-Ahkam, halaman 153, sedangkan dalan shahih muslim disebutkan di awal Kitab Al-Imarah, juz II, halaman 79. Hal itu juga disepakati oleh Ashhab Al-shahhah dan Ashhab Al-sunan, bahwasannya diriwayatkan dari Rasulullah saw :

Hadis :Agama masih tetap akan tegak sampai datangnya hari kiamat dan mereka dipimpin oleh 12 khalifah, semuanya dari Quraysi.

Diriwayatkan dari jabir bin Samrah, dia berkata: “Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda : ‘Setelahku akan datang 12 Amir.’ Lalu Rasulullah mengatakan sesuatu yang tidak pernah aku dengar. Beliau bersabda : ‘Ayahku semuanya dari Quraysi’.”

Ringkasnya, seluruh umat Islam sepakat bahwa Rasulullah saw. membatasi jumlah para Imam setelah beliau sebanyak 12 Imam; jumlah mereka sama dengan jumlah Nuqaba bani Israil; jumlah mereka juga sama dengan jumlah Hawari Isa a.s.

. Kata Imam dan berbagai bentuk turunannya disebutkan sebanyak 12 kali dalam Al Qur'an, sama dengan jumlah Imam kaum muslimin yang dibatasi Rasulullah saw. Kata tersebut terdapat pada ayat-ayat berikut:inilah ayat ayat tsb

1. Allah berfirman : “Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu sebagai Imam bagi seluruh manusia.” Ibrahim berkata: “Dan saya memohon juga dari keturunanku.” Allah berfirman : “Janji-Ku (ini) tidak lagi mereka yang zalim(BERARTI YG SUCI).” (Al-Baqarah: 124)

2. … Dan diikuti pula oleh seorang saksi (Muhammad) dari Allah dan sebelum Al-Qur’an itu telah ada Kitab Musa yang menjadi (imama) dan rahmat … (Hud: 17)

3. ... Dan jadikanlah kami Imam bagi orang-orang yang bertakwa. (Al-Furqan: 74)

4. Dan sebelum Al- Qur’an itu telah ada Kitab Musa sebagai pedoman (imam) dan rahmat … (al-Ahqaf: 12)

5. … Maka kami binasakan mereka. Dan sesungguhnya kedua kota benar-benar terletak di jalan umu (bi imam) yang terang. (Al-Hijr: 79)

6. … Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab induk (Imam) yang nyata. (Yasin: 12)

7. (Ingatlah) suatu hari yang (di Hari itu) Kami panggil setiap umat dengan IMAMNYA (imammihim). (Al-Isra : 17)
ALLAH TIDAK MENYEBUT NABI DAN ROSUL YG JELAS DIULANG ULANG DALAM AL QUR'AN ttp IMAMMMM

8. … Maka perangilah pemimpin-pemimpin (aimmah) kaum kafir, karena sesungguhnya mereka itu adalah orang-orang yang tidak dapat dipegang janjinya, agar mereka berhenti. (At-Taubah: 12)

9. Kami telah menjadikan mereka sabagai pemimpin-pemimpin (aimmah) yang memberi petunjuk dengan perintah Kami(Al ANbia … (Mungkinkah Imam disini seorang Manusia biasa yg dipilih dan diangkat manusia spt imam WAHABI??? ALLAH SENDIRI YG BERSAKSI BAHWA IMAM YG SATU INI PASTIi SESUAI DNG KEHENDAK ALLAH ALIAS PASTI BENAR ????
10. … Dan Kami hendak menjadikan mereka sebagai pemimpin-pemimpin (aimmah) dan menjadikan mereka sebagai para pewaris (bumi). (Al-Qashash: 5)

11. Dan Kami jadikan mereka pemimpin-pemimpin (aimmah) yang menyeru (manusia) ke neraka, dan pada hari kiamat mereka tidak akan ditolong. (Al-Qashash: 41)

12. Dan kami jadikan diantara mereka itu pemimpin-pemimipin (aimmah) yang memberi petunjuk dengan perintah Kami … (Al-Sajdah: 24)

Ayat Keduabelas

jumlah para Imam itu sama dengan jumlah para Nuqaba Bani Israil, yaitu sebanyak 12 orang naqib. Di antara yang menarik ialah ketika Nuqoba itu berjumlah 12, ia pun disebutkan pada ayat keduabelas dari surat Al-Maidah, yaitu ketika Allah berfirman:

Dan sesungguhnya Allah telah mengambil perjanjian (dari) Bani Israil dan telah Kami angkat di antara mereka 12 orang pemimpin (naqib) … (Al-Maidah: 12)

12 KHALIFAH

Kata khalifah dan turunan kata isim-nya, yang digunakan untuk memuji, diesbutkan sebanyak 12 kali. Di dalamnya dijelaskan mengenai Khilafah dari Allah SWT, yaitu pada ayat-ayat berikut ini:

1. Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan khalifah di muka bumi …” (Al-Baqarah: 30)

2. Hai Daud, sesunguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, maka berilah keputusan di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu .. . (Shad: 26)

3. Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa (Khalaif) di bumi … (Al-An’am: 165)

4. Kemudian Kami jadikan kamu pengganti-pengganti mereka (khalaif) sesudah mereka, supaya Kami memperhatikan bagaimana kamu berbuat … (Yunus: 73)

5. … Dan Kami jadikan mereka pemegang kekuasaan (khalaif) dan Kami tenggelamkan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat kami … (Yunus: 73)

6. Dialah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah di muka bumi. Barangsiapa yang kafir maka (akibat) kekafirannya akan menimpa dirinya sendiri … (Fathir: 39)

7. Dan ingatlah oleh kami sekalian di waktu Allah menjadikan kamu sebagai pengganti-pengganti (khulafa) yang berkuasa setelah lenyapnya Nuh … (Al-a’raf: 69)

8. Dan ingatlah olehmu di waktu Tuhan menjadikan kamu sebagai pengganti-pengganti (khulafa) setelah lenyapnya ‘Ad dan memberikan tempat bagimu di bumi … (Al-A’raf: 74)

9. Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah-khalifah (khulafa) di muka bumi …” (Al-Nur: 55)

10. Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan yang mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sesungguhnya akan menjadikan mereka berkuasa (layastahklifannahum) di muka bumi … (Al-Nur: 55)

11. … Sebagaimana Dia telah menjadikan berkuasa (istakhlafa) orang-orang sebelum mereka … (Al-Nur: 55)

12. … Musa menjawab: “Mudah-mudahan Allah membinasakan musuhmu dan menjadikan kamu khalifah di bumi …” (Al-A’raf: 129)
24 April jam 11:52

Mustofa Chepy Habsyie :
12 WASHI / PEWARIS (sesuai hadis diatas)

Termasuk yang ditegaskan oleh jumlah ini (12) ialah wasiat Rasulullah saw. bahwasannya Imam sesudah itu berjumlah 12 Imam, sama dengan jumlah wasiat Allah kepada makhluk, yaitu sebanyak kata wasiat dan bentuk turunanya dari Allah kepada makhluknya sebagaimana terdapat pada ayat-ayat berikut :

1. Dia telah mensyariatkan bagi kamu tentang agama yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan yang telah diwahyukan kepadamu … (Al-Syura: 13)

2. … Apakah kamu menyaksikan di waktu Allah menetapkan (washsha) ini bagimu … (Al-An’am: 144)

3. … Demikian itu yang diperintahkan di waktu Allah menetapkan (washshakum) supaya kamu memahami (nya) … (Al-An’am: 151)

4. … Yang demikian itu diperintahkan Allah (washshakum) kepadamu suapaya kamu ingat … (Al-An’am: 153)

5. Yang demikian itu diperintahkan Allah (washshakum) kepadamu agar kamu bertaqwa … (Al-An’am: 153)

6. … Dan sesungguhnya Kami telah memerintahkan (washshaina) kepada orang-orang yang diberi Kitab sebelum kamu, dan (juga) kepadamu: “Bertakwalah kepada Allah.: (Al-Nisa: 131)

7. dan kami wajibkan (washshaina) manusia untuk (berbuat) kebaikan kepada kedua ibu-bapaknya … (Al-Ankabut: 8)

8. Dan kami perintahkan (washshaina) kepada manusia untuk berbuat baik kepada kedua ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah lemah … (Luqman: 14)

9. … Dan apa yang telah Kami wasiatkan (washshaina) kepada Ibrahim, Musa dan Isa, yaitu: “Tegakkanlah agama dan janganlah kamu terpecah belah tentangnya … (Al-Syura: 13)

10. Kami perintahkan (washshaina) kepada manusia untuk berbuat baik kepada kedua ibu-bapaknya … (Al-Ahwaf: 15)

11. … Dan Dia memerintahkan (ausha) kepadaku untuk mendirikan shalat dan menunaikan zakat selama aku hidup … (Maryam: 31)

12. … Syariat (washiyyatan) dari Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Penyayang. (An-Nisa: 12)
24 April jam 11:54

Mustofa Chepy Habsyie :
Kata “ syahr” yang berarti bulan, diulang 12 kali dalam alqur’an sesuai dengan jumlah bulan-bulan dalam tahun.

Kata “Yaum” yang berarti hari, diulang 365 kali dalam alqur’an sesuai dengan jumlah hari dalam setahun dalam hitungan miladi.

Kata “ Sajada “ yang berarti telah bersujud, baik kata tersebut berbentuk kata kerja lampau ataupun kata kerja yang sedang atau akan di lakukan, diulang 34 kali di dalam al quran. Jumlah tersebut sama dengan jumlah sujud-sujud shalat wajib sebab dalam setiap hari ada 17 rakaat shalat wajib dan terdapat dua sujud dalam setiap rakaatnya....
INILAH KITAB YG NYATA DAN FAKTA KITAB ALLAH SWT ,YG TIDAK SATUPUN BISA MENYERUPAINYA ....
24 April jam 12:04

Mustofa Chepy Habsyie :
@ Abb n all :AGAMA DAN MAZHAB ITU SATU KALU BANYAK SAMPAI 73 PASTI ALLAH TIDAK WAJIBKAN UMAT AGAMA LAIN WAJIB MEMELUKAGAMA ISLAM..sehingga orang orang kafir itu akan menuntut anda dng perkataan :" ISLAM VERSI SIAPA ?????tolong gunakan hati dan AKAL SEHAT
24 April jam 12:17

Mustofa Chepy Habsyie :
Banyak ayat Al-Quran yang menceritakan Ahlulbait atau keluarga Nabi yang disucikan yang antara lain seperti di bawah ini:

1. Surah Al-Ahzab: 33

Dalam ayat ini Allah menyebut mereka Ahlulbait. "Sesungguhnya Allah hendak menghilangkan al-rijs dari kamu wahai Ahlulbait dan mensucikanmu sesuci-sucinya." (QS 33/33).

Imam Ja’far Al-Shadiq ditanya mengenai makna al-rijs yang terdapat pada ayat diatas. Beliau menjawab:
"Al-Rijsu itu adalah al-syakk (keraguan)". (Ma’ani l`Akhbar).

Jika kita tidak taat kepada Allah dalam satu perkara, maka hal itu telah menunjukan kepada keraguan kita terhadap-Nya, AHLUL BAIT memiliki sifat ‘ishmah yang sangat kuat, mereka adalah orang-orang ma’shum (tidak melakukan dosa dan kesalahan sesuai al Qur'an).

: "Dan telah Kami turunkan Al-Dzikr (Al-Quran) untuk kamu jelaskan kepada manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka agar mereka berpikir". (Al-Nahl 44).

"Dan tidak Kami turunkan Al-Kitab melainkan agar kamu jelaskan kepada mereka apa yang mereka perselisihkan dan sebagai petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman". (Al-Nahl 64).

"Apa yang diperintahkan Rasul kepadamu maka laksanakan dan apa-apa yang dia larang maka tinggalkanlah, dan ber-taqwa-lah kepada Allah, sesungguhnya Allah amat keras siksa-Nya". (QS 59/7).

"Wahai orang-orang yang beriman taatilah Allah dan taatilah Rasul serta Uli l`amri (para khalifah Rasulullah yang dua belas) dari kamu…". (QS 4/59).

Ummu l`mu`minin Aisyah mengatakan : "Pada suatu pagi Rasulullah saw keluar dari rumah) dengan membawa kain berbulu yang berwarna hitam. Kemudian datang (kepada beliau) Hasan putra Ali, lalu beliau memasukkannya (ke bawah kain); lalu datang Husayn lantas dia masuk bersamanya; kemudian datang Fathimah,lantas beliau memasukannya; kemudian datang Ali, lalu beliau memasukannya. Kemudian beliau membaca ayat : ‘Sesungguhnya Allah hendak menghilangkan keraguan dari kalian wahai Ahlulbait dan mensucikan kalian sesuci-sucinya’". (Lihat Shahih Muslim bab fadha`il Ahli bayti l`Nabiyy; Al-Mustadrak ‘ala l`Shahihayn 3/147; Sunan Al-Bayhaqi 2/149 dan Tafsir Ibnu Jarir Al-Thabari 22/5).

Amer putra Istri Roisul bawaan UMMU Salamah – anak tiri Rasulullah – mengatakan : "Ketika ayat ini (innama yuridu l`llahu liyudzhiba ‘ankumu l`rijsa ahla l`bayt wa yuthahhirakum tathhira) diturunkan di rumah Ummu Salamah, beliau memanggil Fathimah, Hasan dan Husayn sedangkan Ali as. berada di belakang beliau. Kemudian beliu mengerudungi mereka dengan kain seraya beliau berdoa : ‘Ya Allah mereka ini ahlulbaitku maka hilangkanlah dari mereka keraguan dan sucikan mereka sesuci-sucinya’. Ummu Salamah berkata: ‘Dan aku bersama mereka wahai Nabi Allah?’ Beliau bersabda :

‘Engkau tetap di tempatmu, engkau dalam kebaikan’". (Al-Turmudzi 2:209, 308 ; Musykilu l`Atsar 1:335;
Usudu l`Ghabah 2:12; Tafsir Ibni Jarir Al-Thabari 22: 6-7).

Dari Ummu Salamah bahwa Nabi saw. telah mengerudungkan sehelai kain ke atas Hasan, Husayn, Ali, Fatimah lalu beliau berkata, "Ya Allah, mereka ini Ahlulbaitku dan orang-orang terdekatku, hilangkanlah dari mereka keraguan dan sucikan mereka sesuci-sucinya,". Kemudian Ummu Salamah berkata: "Aku ini bersama mereka wahai Rasulullah ?". Beliau bersabda, "Sesungguhnya engkau berada di atas kebaikan". (HR Al-Turmudzi 2:319).

Anas bin Malik telah berkata : "Rasulullah saw pernah melewati pintu rumah Fatimah ‘alayha l`salam selama enam bulan, apabila beliau hendak keluar untuk shalat subuh, beliau berkata, ‘Salat wahai Ahlulbait! Sesungguhnya Allah hendak menghilangkan keraguan darimu wahai Ahlulbait dan mensucikanmu sesuci-sucinya’". (HR Al-Turmudzi 2 : 29).

Itulah beberapa kesaksian dari beberapa istri istri Rosul dalam kitab rujukan Sunni
2. Surah Al-Syura:23

Ketika orang-orang musyrik berkumpul di satu tempat pertemuan mereka, tiba-tiba berkatalah sebagian dari mereka kepada yang lainnya : Apakan kalian melihat Muhammad meminta upah atas apa yang dia berikan ? Kemudian turunlah ayat : "Katakanlah aku tidak meminta upah dari kalian selain kecintaan (mawaddah) kepada al-qurba". (Al-Zamakhsyari dalam tafsirnya Al-Kasysyaf).

Kemudian beliau berkata: Telah diriwayatkan ketika ayat tersebut turun bahawa ada orang yang bertanya:
Wahai Rasulullah, siapakah kerabatmu yang telah diwajibkan atas kami mencintai mereka? Beliau menjawab: "Mereka itu adalah Ali, Fathimah dan kedua putranya (Hasan dan Husayn)".

Ayat tersebut di atas telah mewajibkan seluruh manusia untuk mencintai (mengikuti) keluarga Nabi atau Ahlulbait dan mencintai mereka merupakan dasar di dalam ajaran Islam. Rasulullah saw bersabda (yang artinya): "Segala sesuatu ada asasnya dan asas Islam adalah mencintai Ahlulbaitku". (Hadits yang mulia). Dan jika kita membenci mereka maka amal baik kita akan menjadi sia-sia dan kita masuk neraka. Sabdanya :
"Maka seandainya seseorang berdiri (beribadah) lalu dia salat dan saum kemudian dia berjumpa dengan Allah (mati) sedangkan dia benci kepada Ahlulbait Muhammad, niscaya dia masuk neraka." Al-Hakim memberikan komentar terhadap sabda Nabi ini sebagai berikut: "Ini hadits yang baik lagi sah atas syarat Muslim". ( Kitab Al-Mustadrak ‘ala l`Shahihayn 3/148).

dan diri-d
24 April jam 12:29

Mustofa Chepy Habsyie :
3. Surah Ali ‘Imran:61

: "Siapa yang menbantahmu tentang dia (Al-Masih) setelah datang kepadamu ilmu, maka katakanlah (kepada mereka): Marilah, kami memanggil anak-anak lelaki kami dan (kamu memanggil) anak-anak lelaki kamu, perempuan-perempuan kami dan perempuan-perempuan kamu
dan diri-diri kami serta diri-diri kamu, kita bermubahalah dan kita tetapkan laknat Allah atas mereka yang berdusta".

Saksi sejarah yang hidup dan kekal yang diriwayatkan ahli-ahli tarikh dan tafsir telah memberikan kejelasan kepada khalayak akan kesucian keluarga Nabi saw yaitu Ali, Fathimah, Hasan dan Husain. Ayat tersebut menunjukan betapa agungnya kadar dan kedudukan mereka di sisi Allah ‘azza wa jalla.

Al-Zamakhsyari dalam tafsirnya Al-Kasysyaf berkata : "Sesungguhnya ketika mereka diseru untuk bermubahalah mereka mengataakan : ‘Nanti akan kami pertimbangkan terlebih dahulu’. Tatkala mereka berpaling (dari mubahalah) berkatalah mereka kepada Al-Aqib—yang menjadi juru bicara mereka : ‘Wahai hamba Al-Masih, bagaimanakah menurutmu?’ Dia berkata: Demi Allah, kalian juga tentu mengetahui wahai umat nasrani bahwa Muhammad adalah seorang Nabi dan Rasul. Dia datang kepadamu membawa penjelasan mengenai Isa (Yesus). Demi Allah tidak ada satu kaum pun yang mengadakan mubahalah dengan seorang Nabi lalu mereka hidup. Dan jika kalian melakukan mubahalah dengannya niscaya kalian semua pasti binasa, dan apabila kalian ingin tetap berpegang kepada ajaran kalian maka tinggalkan orang tersebut dan pulanglah ke kampung halaman kalian".

Keesokan harinya Nabi saw datang dengan menggendong Husayn dan menuntun Hasan dan Fathimah berjalah di belakang beliau sedang Ali berjalan di belakang Fathimah. Nabi bersabda : "Bila aku menyeru kalian maka berimanlah !". Melihat Nabi dan Ahlulbaitnya, berkatalah uskup Najran : "Wahai umat keristen, sungguh aku melihat wajah-wajah yang sendainya mereka berdoa kepada Allah agar Dia (Allah) menghilangkan sebuah gunung dari tempatnya pasti doa mereka akan dikabulkan, oleh karena itu tinggalkan mubahalah sebab kalian akan celaka yang nantinya tidak akan tersisa seorang keristen pun sampai hari kiamat".

Akhirnya mereka berkata : "Wahai Abul Qasim, kami telah mengambil keputusan bahwa kami tidak jadi bermubahalah, namun kami ingin tetap memeluk agama kami." Rasul bersabda : "Jika kalian enggan mubahalah maka terimalah Islam bagi kalian dan akan berlaku hukum atas kalian sebagai mana berlaku atas mereka (muslimin yang lain)."

Kemudian Al-Zamakhsyari--rahimahu l`llah--menjelaskan kedudukan Ahlulbait ketika menafsirkan ayat mubahalah, setelah dia menjelaskan keutamaan mereka melalui riwayat dari Aisyah dengan mengatakan : "Diantara mereka ada yang diungkapkan dengan anfusana (diri-diri kami); ini adalah untuk mengingatkan akan tingginya kedudukan mereka dan ayat ini adalah dalil yang sangat kuat dari-Nya atas keutamaan ashhabu l`kisa` (Ahlulbait)—‘alayhimu l`salam". Pertunjukan mubahalah yang tidak terjadi itu telah menampilkan dua kekuatan yaitu iman versus syirik, dan manusia-manusia mukmin yang tampil waktu itu (Rasulullah, Ali, Fathimah, Hasan dan Husayn) adalah para tokoh petunjuk, umat terkemuka dan orang-orang suci. Seruan mereka tidak boleh dibantah dan kalimat mereka tidak boleh didustakan. Dari sini kita dapat memahami bahwa apa-apa yang datang dari mereka baik pemikiran, syari’ah, tafsiran, petunjuk maupun pengarahan adalah berlaku; mereka adalah orang-orang yang benar dalam ucapannya, perjalanan hidupnya dan tingkah lakunya.

Al-Quran telah menganggap setiap yang berlawanan dengan mereka adalah musuh-musuh, dan menjadikan musu-musuh mereka sebagai orang-orang yang berdusta serta berpaling dari kebenaran yang sepantasnya mendapat laknat dan azab. "…maka kami jadikan laknat Allah atas mereka yang berdusta."

Dan juga dari segi bahasa yang sangat dalam pada ayat tersebut yang harus kita perhatikan, yakni ketika mereka disandarkan kepada Nabi. Hasan dan Husayn disebut sebagai "anak-aknak kami", Fathimah sebagai perempuan-perempuan kami" dan Ali sebagai "diri-diri kami". Di sini Imam Ali disandarkan kepada diri Nabi yang suci.

Sesungguhnya Rasulullah -shalla l`llahu ‘alayhi wa alihi wa sallam-hanya mengeluarkan empat orang ke arena mubahalah, ini berarti memberikan penjelasan kepada kita bahwa Fathimah Al-Zahra` -‘alayha l`salam- perempuan pilihan yang harus diteladani umat manusia; Imam Hasan dan Imam Husayn -‘alayhima l`salam- adalah anak-anak umat yang wajib kita taati sedangkan Imam Ali -‘alayhi l`salam- adalah dianggap diri Nabi sendiri.

Ahlulbait dalam Sunnah Nabi saw
24 April jam 12:33

Mustofa Chepy Habsyie :
KALAU ALLAH TIDAK LUPA MENARUH AKAL SEBAGAI PENENGAH ATAU IMAM BERBAGAI PANCA INDRA DALAM TUBUH KITA JIKA BERBEDA(MANUSIA) ,BAGAIMANA ALLAH AKAN LUPA MENGANGKAT SEORANG IMAM ANTAR MANUSIA YG SALING BERBEDA SPT ABB skrng INI ??????
24 April jam 12:38

Bersambung...

About This Blog

"I dedicate this blog to myself personally and to my brothers the other as an advice that can bring us closer to Allah.

I hope this blog can provide many benefits to humankind, especially to improve the quality of our faith in Allah."

About Me

"I am a Muslim, and I am proud to be a Muslim. I am very grateful to my Lord because He has made me a Muslim. I also gained will always beg Him for he always makes me a Muslim until I meet Him in the wilderness masyhar. I really love my religion, therefore, I will fight for it with gusto. if you are a Muslim and also love your religion, then we will meet in a state of loving. But if you are against me and my religion, then we'll be seeing in the field of jihad. whoever you are!!!"

Total Tayangan Halaman